LAPORAN PRAKTIKUM
"PENILAIAN MUTU"
Oleh :
Arrofath
Munawar
E1G013044
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mutu merupakan
hal yang penting dalam membangun dan mengelola fungsi produksi. Mutu akan
mempengaruhi seluruh aktivitas perusahaan dari pemasok sampai konsumen dan dari
manajemen produk sampai aspek dalam pemeliharaan peralatan. Tujuan akhir adalah
menjadi perusahaan yang efektif dan efisien serta mempunyai keunggulan
kompetitif terhadap produk yang dihasilkan. Produk bermutu baik akan memberikan
menfaat yang baik dan berharga tinggi. Produk bermutu baik juga akan diminati
pengguna produk dan dineri apresiasi yang memadai karena dapat memuaskan
mereka.
Penilaian mutu
merupakan pekerjaan yang sanagt penting dalam transaksi bisnis antara penyedia
produk dengan pengguna produk. Penilaian mutu yang tidak akurat akan
menimbulkan masalah. Produk bagus dinilai jelek akan merugikan penyedia produk
sebaliknya, produk jelek dinilai bagus akan merugikan pengguna produk. Apabila
penilaian mutu akurat maka penyedia maupun pengguna produk akan mendapatkan
keuntungan. Penyedia akan mendapatkan nilai jual yang bagus sedangkan pengguna
akan mendapatkan manfaat yang maksimal
dari produk yang mereka beli. Dengan demikian, penilaian mutu yang
akurat akan menggaransikan keadilan transaksi bisnis.
Penilaian mutu
merupakan pekerjaan yang pelik apalagi kalau dikaitkan dengan tuntutan akurasi
penilaian, biaya dan waktu. Tuntutan akurasi yang tinggi biasanya memerlukan
biaya yang mahal dan waktu yang lama. Di lain pihak, niali jual produk akan
membatasi pembiayaan penialain karena biaya yang mahal membuat penilaian
menjadi tidak layak dilakukan. Dengan demikian penilaian produk memerlukan
strategi yang tidak sederhana walaupun untuk beberapa produk sudah adda standar
mutunya.
1.2.
Tujuan Praktikum
Acara praktikum ini bertujuan agar
mahasiswa :
1.
Dapat mengidentifikasi beberapa
parameter mutu Standar Nasional Indonesia untuk beberapa produk
2.
Dapat menerapkan parameter-parameter
tersebut untuk menilai mutu produk
3.
Dapat mengklasifikasikan produk sesuai
dengan mutunya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kader,
1996 dalam Soekarto, 1990 bahwa Mutu adalah segala hal yang menunjukkan
keistimewaan atau derajad keunggulan sesuatu produk. Mutu merupakan gabungan
dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang memberikan nilai kepada setiap komoditi
yang terkait dengan maksud penggunaan komoditas tersebut. Mutu tidak hanya
berada pada produk, tetapi tennasuk pelayanan (seperti isi kemasan sesuai
dengan label, ketepatan waktu pengiriman, dan sebagainya), sehingga mutu
termasuk kedalam alat pemuas pelanggan. Mutu mempunyai sifat relatif karena
tergantung akan tujuan pemanfaatan produk yang berbeda antara produsen,
pemroses, pedagang besar, pengecer, pemilik rumah makan, hotel bahkan rumah
tangga konsumen. Seakan sifat mutu yang secara kualitatif tergantung pada
pengalaman pribadi.
Produsen berusaha agar produksinya berpenampilan
menarik dan mempunyai mutu yang baik. Dilain pihak tidak semua konsumen rumah
tangga akan selalu membeli komoditas yang mutunya paling tinggi. Konsumen bebas
memilih dalam batas-batas kemampuannya. Dalam kebebasan memilih tidak selalu
konsumen kaya membeli barang bemutu tinggi atau sebaliknya konsumen miskin
tidak selalu membeli barang bermutu paling rendah ( Soekarto, 1990 )
Menurut Novary (1999), Sayuran juga dapat dijadikan
sebagai menu makan sayuran segar ( dalam hal ini bukan sayuran kaleng) berperan
menyediakan vitamin, mineral, atau serat dan juga mempunyai khasiat lain untuk
kesehatan, kebugaran, maupun kecantikan.
Berbagai jenis sayuran, baik sayuran daun, bunga, umbi, atau batang muda hampir semuanya
berkhasiat luar biasa bagi tubuh. Sayuran dikenal sebagai bahan pangan dan
mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh. Berikut ini beberapa jenis
vitamin dan mineral yang terdapat dalam sayuran : vitamin A, vitamin B ( B1,
B2, B3, B6 ), Vitamin C, Vitamin E, mineral
kalsium (Ca), mineral fosfor (P) dan mineral besi (Fe).
Sayuran mempunyai sifat
perishable (mudah rusak) sehingga memerlukan penanganan atau perlakuan
yang ekstra hati-hati. Beberapa rangkaian yang perlu diperhatikan agar sayuran
tetap segar dan bermutu, yaitu proses pemilihan saat membelinya, penyimpanan
apabila tidak langsung diolah, pengoIahan dan penyajiannya.
SNI adalah dokumen
berisi ketentuan teknis (merupakan konsolidasi iptek dan pengalaman) (aturan,
pedoman atau karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan
secara konsensus (untuk menjamin agar suatu standar merupakan kesepakatan
pihak yang berkepentingan) dan ditetapkan (berlaku di seluruh wilayah
nasional) oleh BSN untuk dipergunakan oleh pemangku kepentingan dengan
tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan
tertentu.
Standardisasi adalah
proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar, yang
dilaksanakan secara tertib melalui kerjasama dengan semua pihak yang
berkepentingan. Standardisasi mutu produk
berkaitan dengan appeareance/kenampakan, seperti : ukuran besar/volume, warna,
kandungan air dan sebagainya yang ditentukan oleh penjual dan pembeli. Selain
itu, mutu produk juga dikaitkan dengan masalah keamanan pangan, keamanan bagi
manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan. Standar standar produksi dan
pengolahan produk pertanian semuanya disusun sebagai alat yang membantu
mencegah tersingkirnya sebuah produk dari pasar. (Blasius, 1995 )
Berikut
beberapa SNI produk hasil pertanian : ( Yuwana, 2015 )
11. Standar Bawang Merah (SP-134-81)
Karakteristik
|
Syarat
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Kesamaan sifat varietas
|
Seragam
|
Seragam
|
Tingkat ketuaan
|
Tua
|
Cukup tua
|
Kekerasan
|
Keras
|
Cukup keras
|
Kotoran
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Kerusakan, % ( jmlh/jmlh ) max
|
5
|
8
|
Busuk, % ( jmlh/jmlh ) max
|
1
|
2
|
Diameter minimum
|
1,7
|
1,3
|
22. Standar Bawang Putih (SP-135-81)
Karakteristik
|
Syarat
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Kesamaan sifat varietas
|
Seragam
|
Seragam
|
Tingkat ketuaan
|
Tua
|
Tua
|
Kekompakan siung
|
Kompak
|
Kurang kompak
|
Kebernasan siung
|
Bernas
|
Kurang bernas
|
Kekeringan
|
Kering simpan
|
Kering simpan
|
Kulit luar pembungkus umbi
|
Sempurna menutup umbi
|
Sempurna menutup umbi
|
Kotoran
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Kerusakan, % ( jmlh/jmlh ) max
|
5
|
8
|
Busuk, % ( jmlh/jmlh ) max
|
1
|
2
|
Diameter minimum
|
3,0
|
2,5
|
3.
Standar Tomat Segar (SP-137-81)
Karakteristik
|
Syarat
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Kesamaan sifat varietas
|
Seragam
|
Seragam
|
Tingkat ketuaan
|
Tua, tidak terlalu matang dan tidak
lunak
|
Tua, tidak terlalu matang dan tidak
lunak
|
Ukuran
|
Seragam
|
Kurang seragam
|
Kotoran
|
Bebas
|
Bebas
|
Kerusakan, % ( jmlh/jmlh ) max
|
5
|
10
|
Busuk, % ( jmlh/jmlh ) max
|
1
|
1
|
44. Standar Wortel Segar (SP-138-81)
Karakteristik
|
Syarat
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Kesamaan sifat varietas
|
Seragam
|
Seragam
|
Kekerasan
|
Keras
|
Keras
|
Warna
|
Normal
|
Normal
|
Kerataan permukaan
|
Cukup rata
|
Cukup rata
|
Tekstur
|
Tidak mengayu
|
Tidak mengayu
|
Kerusakan, % ( jmlh/jmlh ) max
|
5
|
10
|
Busuk, % ( jmlh/jmlh ) max
|
2
|
2
|
Diameter, ( mm* )
|
31-50
|
15-30
|
Tamgkai daun, ( cm ** )
|
Bertangkai daun max 5
|
Bertangkai daun max 5
|
Kotoran
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
*
) toleransi diatas udan dibawah maximum
10% ( bobot/bobot )
**
) toleransi diatas ukuran maximum 10% ( bobot/bobot )
55. Standar Mangga (SP-139-81)
Karakteristik
|
Syarat
|
|||
Mutu I
|
Mutu II
|
|||
Kultivar
|
Panjang ( cm )
|
Diameter ( cm )
|
Panjang ( cm )
|
Diameter ( cm )
|
Arumanis/gadung
|
≥ 13,5
|
≥ 7,5
|
12,5 – 13,5
|
7,5 – 8,0
|
Golek
|
≥ 17,0
|
≥ 6,0
|
15,0 – 16,5
|
5,5 – 6,0
|
66. Standar Jeruk Keprok (SP-140-81)
Karakteristik
|
Syarat
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Kesamaan sifat varietas
|
Seragam
|
Seragam
|
Tingkat ketuaan
|
Tua, tidak terlalu matang
|
Tua, tidak terlalu matang
|
Kekerasan
|
Keras
|
Cukup keras
|
Ukuran
|
Seragam
|
Kurang seragam
|
Kerusakan, % ( jmlh/jmlh ) max
|
5
|
10
|
Kotoran
|
Bebas
|
Bebas
|
Busuk, % ( jmlh/jmlh ) max
|
1
|
2
|
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
Bahan :
bawang merah, bawang putih, tomat, wortel, jeruk dan manga
Alat :
SNI ( yang dipakai untuk produk bahan praktikum ) dan jangka sorong.
3.2. Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan bahan intak ( diperlakukan
apapun )
2.
Meletakkan bahan diatas nampan
3.
Mengambil sampel untuk dilakukan
peneraan parameter-parameter mutunya
4.
Melakukan rekapitulasi hasil peneraan
mutu terhadap perameter tersebut
5.
Mengklarisifaki produk sesuai dengan
mutunya
DAFTAR PUSTAKA
Soekarto, T. Soewarno. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. PAD Pangan dan
Gizi-IPB. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Novary, Eti Widayati.Ir. 1999. Penanganan
dan Pengolahan Sayuran Segar . PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Aritonang,
Indah. 2013. Standarisasi di pertanian.
Bumi Aksara Salikin. Yogyakarta.
Kanisius Sudarsono, Blasius. 1995. “Catatan tentang standardisasi serta
standar-standar di bidang perpustakaan , informasi dan perpustakaan,”
makalah untuk Seminar Sehari Sistem Standardisasi Nasional. Jakarta.
Yuwana, Prof. Dr. Ir. M.Sc dan Bonodikun, Ir. R.M.
B.Sc, M.Sc. 2015. Petunjuk Praktikum
Penanganan Dan Transportasi Produk Pertanian. Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
No comments:
Post a Comment