KARYA TULIS ILMIAH
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
“MENGHITUNG JUMLAH BAKTERI DAN ISOLASI
BAKTERI”
Oleh :
NAMA : Arrofath
Munawar
NPM : E1G013044
PRODI : Teknologi
Industri Pertanian
KELOMPOK : 3 ( tiga )
NAMA KELOMPOK : Tempoyak
DOSEN : 1. Ir.
Hasanuddin, M.Sc
2. Fitri
Electrika Dewi S., STP, M.Sc
CO-ASS : Damse Marbun
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa
ta’ala atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya tulis ini
dibuat guna memenuhi syarat praktikum mata kuliah Mikrobiologi Industri di
Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, UNIVERSITAS
BENGKULU. Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1.
Kedua orang tua yang telah bersusah
payah memperjuangkan saya untuk kuliah serta seluruh keluarga, atas segala doa
dan kasih sayangnya
2.
Bapak Ir. Hasanuddin, M.Sc dan Ibu
Fitri Electrika Dewi S., STP, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah
Mikrobiologi Industri
3.
Saudari Damse Marbun selaku Ko-As
Praktikum Mikrobiologi Industri Yang dengan sabar membimbing kami menjalankan
praktikum ini
4.
Teman-teman seperjuangan yang telah
membantu dan mendukung penyelesaian tugas akhir ini. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.
Bengkulu, 02 Mei 2015
Penyusun
( Arrofath Munawar )
E1G013044
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1.
Latar Belakang 1
1.1.1.
Sterilisasi Alat 1
1.1.2.
Pembuatan Medium 1
1.1.3.
Menghitung Jumlah Bakteri Pada Produk Makanan
IndustriDan
Modern 2
1.1.4. Pembuatan Bahan Untuk Isolasi Bakteri 3
1.1.5.
Isolasi Bakteri 4
1.2.
Rumusan Masalah 5
1.3.
Tujuan Praktikum 5
1.4.
Manfaat Praktikum 6
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA 7
2.1. Sterilisasi Alat 7
2.2. Pembuatan Medium 8
2.3. Pembuatan Bahan 9
2.4. Menghitung Jumlah Bakteri Pada Produk
Makanan
Industri Dan Modern 10
2.5. Isolasi Bakteri 11
BAB III. METODOLOGI 13
3.1. Sterilisasi alat 13
3.2. Menghitung Jumlah Bakteri Pada Produk Makanan
Industri Dan Modern 13
3.2.1. Pembuatan Medium 13
3.2.2. Pembuatan Bahan 14
3.2.3. Menghitung Bakteri 16
3.3. Isolasi Bakteri 17
3.3.1. Isolasi Bakteri
I 18
BAB IV. PEMBAHASAN 21
4.1. Sterilisasi alat 21
4.2. Pembuatan Medium 21
4.3. Pembuatan Bahan 22
4.4. Menghitung Jumlah Bakteri Pada Produk Makanan
Industri Dan Modern 23
4.5. Pembuatan
Bahan Untuk Isolasi Bakteri 24
4.6. Isolasi Bakteri 26
BAB V. KESIMPULAN DAN
SARAN 27
5.1. Kesimpulan 27
5.1.1. Sterilisasi alat 27
5.1.2. Pembuatan Medium 27
5.1.3. Pembuatan Bahan 27
5.1.4. Menghitung Jumlah Bakteri Pada Produk Makanan
Industri Dan Modern 27
5.1.5. Pembuatan
Bahan Untuk Isolasi Bakteri 28
5.1.6. Isolasi Bakteri 28
5.2. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 31
Dokumentasi
Selama Praktikum 32
Review
Jurnal Morfologi Bakteri 34
Review
Jurnal Analisis Bakteri Coliform 37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.1.1
Sterilisasi Alat
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan
aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya
adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba
yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak
diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang
ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan
tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat
dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif
mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya
kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi
mikroba dari lingkungan. Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat
dari segala bentuk kehidupan.
Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat
dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan
sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan
biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
Alat-alat
yang digunakan dalam perkembangbiakan harus disterilisasikan terlebih dahulu.
Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain yang tidak
diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut (Widjoseputro, 1989).
1.1.2
Pembuatan
Medium
Untuk menelaah mikroorganisme di
laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat
berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media.
Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang
diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
(Widjoseputro,
1989)
Medium adalah
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Selain itu medium juga dapat digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, menguji sifat-sifat fisiologis, menghitung jumlah mikroorganisme,
dan lain-lain. Medium yang baik harus mengandung semua zat yang diperlukan
untuk kehidupan mikroorganisme antara lain senyawa organic (protein,
karbohidrat, lemak) mineral dan vitamin.
Nutrien dan vitamin dalam
media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk substansi yang mengaktivasi
enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda
pada masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang
berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun
semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metabolismenya,
namun beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis kebutuhan
vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium (Hadioetomo, 1986)
1.1.3 Menghitung Jumlah Bakteri Pada Produk Makanan
Industri Dan ModernPembuatan
Bahan Untuk Isolasi Bakteri
Untuk mengetahui jumlah bakteri dalam
suatu tempat maka perlu dilakukanlah yang namanya perhitungan. Perhitungan
jumlah bakteri dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Standart Plate
Count dan Metode Turbidimetri. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pada metode Plate Count adalah Hanya sel
yang masih hidup yang hidup yang dihitung, beberapa jenis jasad renik dapat
dihitung sekaligus; kekurangannya hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah
sel yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu
koloni. Kelebihan turbidimetri adalah kepekaan lebih tinggi, sistemnya relatif
mudah; kekurangannya hanya dapat digunakan untuk larutan dengan konsentrasi
rendah.
Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk
mengetahui banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak
mungkin bila kita tidak menggunakan metode penghitungan. Dalam dunia
mikrobiologi, mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu
metode penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode
hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count)
dan metode hitungan tak langsung (indirect count)
dengan hitungan cawan, baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan.
Dalam aplikasinya pengetahuan mengenai jumlah bakteri
penting untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah
mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Penghitungan bakteri secara langsung
memiliki banyak kelemahan yaitu tidak dapat membedakan sel mati dan sel hidup,
selain itu penghitungannya rumit karena sel bakteri sangat kecil dan berjumlah
banyak. Oleh karena itu dalam praktikum ini dikaji cara menghitung jumlah sel
dan biakan suatu bakteri.
1.1.4
Pembuatan
Bahan Untuk Isolasi Bakteri
Medium merupakan
suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan
mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan untuk
isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk
memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi
terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada
media agar memungkinkan tumbuh dengan agak
berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan
berhimpun untuk membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan
mata biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan
mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan
murni (Dwidjoseputro, 1994 )
Untuk
menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat
yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan
harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang
tidak diharapkan. Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge,
kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk
senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media ( Fardiaz, 1992).
Sifat-sifat koloni pada agar-agar
lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni
pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. (Gupte, 1990).
1.1.5
Isolasi
bakteri
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut
jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam
laboratorium populasi bakteri dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri
dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan
biokimiawinya. Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat
mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil,
disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam
jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri
sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih
sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
(Sailer,2000).
Isolasi adalah
mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu
medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan
identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari
satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan
satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba (Sutedjo, 1996).
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam
populasi yang terdiri dari berbagai spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
biakan murni, sumber bakteri harus diperlakukan dengan pengenceran agar didapat
hanya 100-200 bakteri yang ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni yang berasal dari bakteri tunggal.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa tujuan Sterilisasi ?
2.
Bagaimana cara melakukan sterilisasi
?
3.
Bagaimana
langkah-langkah pembuatan media pertumbuhan ?
4.
Bagaimana metode pengukuran pada Mikroba ?
5.
Bagaimana
menentukan jenis bakteri pada suatu medium ?
1.3
Tujuan
Praktikum
1.
Mengetahui sejauh mana
pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi
2.
Mengetahui cara melakukan
sterilisasi
3. Mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus
dipenuhi dalam media pertumbuhan.
4. Mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan
5. Melatih mahasiswa mampu melakukan metode standar Plat Count yang
digunakan pada pengawasan mutu makanan.
6. Agar mahasiswa mampu mendeterminasi bakteri pada sample makanan.
7. Untuk
mempelajari tata cara mengisolasi bakteri, sehingga dapat mendapatkan biakan
murni.
1.4
Manfaat
Praktikum
Manfaat yang didapatkan dari
percobaan tersebut adalah pemahaman mahasiswa dalam melakukan sterilisasi alat,
pembuatan medium. Mahasiswa juga memahami teknik perhitungan bakteri dan dapat
melakukan isolasi bakteri sehingga mahasiswa tersebut mengetahui bagaimana cara
mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari atau pada suatu industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sterilisasi
Alat
Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau
membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk
melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau
semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi,
desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan
suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik
dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan
dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
Salah
satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi
menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav.
Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara
panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan
tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC
atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf
yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121oC. ( Anonim, 2011 )
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan
spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri
lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan
alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus
bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat
disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat
keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah
pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (Anonim, 2011).
2.2
Pembuatan
Medium
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
pada suatu substrat yang disebut medium. Medium digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme
dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anorganik ditambah sumber karbon organic seperti gula. Sedangkan mikroorganisme
lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dan Wheeler, 1993)
Media
berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji
air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan caradisterilisasi dengan autoklaf pada
121°C selama 15 menit (Fathir, 2009).
Medium juga memiliki fungsi
lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi
biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai
dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria,
2005).
2.3
Pembuatan
Bahan
Tempoyak
adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi
sebagai lauk teman nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung (hal ini jarang
sekali dilakukan, karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri) dan dijadikan bumbu masakan (Anonim, 2010).
Fermentasi
durian atau pembuatan tempoyak merupakan
salah satu upaya pengawetan pangan yang
diolah secara tradisional. Tempoyak mempunyai aroma
yang tajam dan rasanya sangat asam dan digolongkan
sebagai makanan hasil fermentasi asam laktat.
Fermentasi durian serupa dengan fermentasi
sauerkraut (asinan kubis), ”kimchi” dan
asinan buah yaitu fermentasi dengan menambahkan
garam dapur pada konsentrasi tertentu yang
dapat mendukung aktivitas bakteri asam laktat (Yuliana, 2009).
Di
dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam
skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka
dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita
butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang
semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal
ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan
juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan
bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
2.4
Menghitung Jumlah
Bakteri Pada Produk Makanan Industri Dan ModernPembuatan Bahan Untuk Isolasi Bakteri
Penentuan jumlah
angka mikroorganisme sangat penting dilakukan untuk menetapkan keamanan suatu
kesediaan farmasi dan makanan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
menghitung jumlah mikroorganisme. Metode tersebut menghitung jumlah sel, massa
sel, atau isi sel yang sesuai dengan jumlah sel. Terdapat empat macam cara umum
untuk memperkirakan besar populasi mikroorganisme, yaitu perhitungan langsung,
pengukuran langsung, perhitungan tidak langsung dan perkiraan tidak langsung (Harmita. 2006).
Perhitungan langsung
(direct count) untuk jumlah sel atau biomassa mikroorganisme dan sel dihitung
langsung di bawah mikroskop atau dengan perhitungan partikel elektronik
(electronic particle counter). Pengukuran langsung (direct measurement) untuk
biomassa mikroorganisme, massa sel dapat ditentukan dengan menimbang atau
mengukur berat seluruh sel, dan biomassa dapat dikorelasikan dengan jumlah sel
dengan membandingkan pada kurva standar.
Perhitungan
tidak langsung (indirect count) untuk jumlah sel, mikroorganisme dalam sampel
dikonsentrasikan dan ditanam pada media yang sesuai, pertumbuhan mikroorganisme
contohnya pembentukan koloni dalam pelat agar, digunakan untuk memperkirakan
jumlah mikroorganisme yang terdapat di dalam sampel. Perkiraan tidak langsung
(indirect estimate) untuk biomassa mikroorganisme, biomassa mikroorganisme
diperkirakan dengan mengukur komponen biokimia sel mikroorganisme yang
relative konstan, seperti protein, adenosine trifosfat (ATP), lipopolisakarida
(LPS), murein dan klorofil. Biomassa juga dapat diperkirakan secara tidak
langsung dengan mengukur kekeruhan. Perkiraan tidak langsung biomassa
mikroorganisme dapat dikorelasikan dengan jumlah sel dengan membandingkan
dengan kurva standar (Eddy. 2005).
Perhitungan
koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan mikroorganisme kapang dan
bakteri dilakukan dengan cara pengenceran. Pengertian istilah propagul
diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi dalam bentuk potongan
populasi hifa atau miselium. Sedangkan pengertian koloni diberikan untuk
bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu mikroorganisme
dari jenis yang sama setelah dipisahkan (Hardiyanti. 2011).
2.5
Isolasi
Bakteri
Bakteri
memiliki beragam variasi bentuk, seperti coccus, basil, dan spiral. Bakteri
dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara membelah
diri. Bakteri memiliki habitat yang bervariasi, dari air, tanah, udara, hingga
dalam tubuh hewan, misalnya dalam usus manusia. Bakteri ada yang dapat hidup
secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya oksigen, ada yang bersifat
aerob dan memerlukan oksigen untuk metabolismenya, dan ada yang bersifar aerob
fakultatif yaitu dapat hidup pada kondisi anaerob, tapi bila ada oksigen,
metabolismenya bersifat aerob (Betsy dan Keogh. 2005).
Isolasi
bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur
aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena
mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan
bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini
adalah bunsen dan laminar air
flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan
kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang
diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Persyaratan utama bagi
isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk
pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling
utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam
pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan
dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk
membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Sterilisasi Alat
Alat yang di sterilkan
Erlenmeyer
250 ml dan 500 ml
Petri Dish
Labu
ukur
Oven
Pipet
tetes
Tabung
reaksi
Sudip
3.2. Menghitung Jumlah
Bakteri Pada Produk Makanan Tradisional Dan Modern
3.2.1.
Pembuatan
Medium
Alat dan bahan
Erlenmeyer
Nutrien
Agar
Aquades
Autoclave
Timbangan
Kapas
Kertas
Karet
gelang
Cara kerja
1.
Timbang Nutrien Agar sebanyak 2,5 gr
2.
Sediakan aquades 100 ml
dan tuangkan ke dalam erlenmeyer
3.
Masukkan Nutrien Agar
kedalam erlenmeyer yang berisi aquades lalu homogenkan
4.
Tutup dengan kapas,
kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang dengan erat.
5.
Masukan kedalam
autoclave, kemudian tutup autoclave dengan rapat, hubungkan dengan listrik,
kemudian tunggu suhu hingga sampai 121 lb.
6.
Setelah suhu mencapai
121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu cabut colokan,
autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35 °C.
7.
Setelah suhunya turun
sampai 35 °C angkat dari autoclave
kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga Nutrien
agarnya membeku.
3.2.2.
Pembuatan
Bahan
Alat
dan bahan
Sampel
tempoyak
Aquades
Tabung
reaksi 5 buah
Petri
dish 5 pasang (kecil dan besar)
Pipet
tetes
Labu
ukur
Nutrien
Agar yang sudah dibekukan
Kapas
Karet
gelang
Kertas
Cara kerja
1.
Medium N.A (Nutrient
agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali (larutan),
dinginkan sampai 35 ºC (hangat hangat kuku)
2.
Siapkan lampu spritus
dan nyalakan
3.
Siapkan 5 tabung
reaksi, 5 pasang petri dish, rak tabung reaksi, pipet tetes, kertas tempel,
gelas ukur 10 ml atau 5 ml, corong kecil, karet gelang, kapas, kertas bahan
tulis
4.
Alat dan bahan
diletakan disekitas lampu spritus
5.
Jika ada alat yang mau
di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di atas lampu spritus
6.
Siapkan 20 gr bahan
(sampel) ditambah dengan 180 ml aquades, dihomogenkan (sebagai 10-1)
7.
Isi masing-masing 5
tabung reaksi dengan 9 ml aquades
8.
Kasih tanda ke lima
tabungreaksi dan petrisdish tersebut (10-2, 10-3, 10-4,
10-5 dan 10-6)
9.
Untuk petridish 10-2,
10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6 isi
Nutrient Agar (NA) 10 ml ke masing-masimg petridish.
10.
Ambil 1 ml dari 10-1
dan masukan ke tabung 10-2, kemudian ambil dari tabung reaksi 10-2
1 ml dan masukan kedakam tabung reaksi 10-3, dari tabung
reaksi 10-3 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-4, dari
tabung reaksi 10-4 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-5,
dan dari tabung reaksi 10-5 masukan 1 ml kedalam tabung reaksi 10-6,
kesemua tabung tersebut homogenkan.
11.
Tabung reaksi 10-2
tuangkan kedalam petridish 10-2, Tabung reaksi 10-3 tuangkan
kedalam petridish 10-3, Tabung reaksi 10-4 tuangkan
kedalam petridish 10-4, Tabung reaksi 10-5 tuangkan
kedalam petridish 10-5 dan Tabung reaksi 10-6
tuangkan kedalam petridish 10-6.
12.
Tutup/ lapisi dengan
kertas, homogenkan, kemudian balik, inkubasi 2 x 24 jam (2 hari)
13.
Setelah 2 x 24 jam,
lakukan penghitungan bakteri/koloni.
3.2.3.
Menghitung
Bakteri
Alat
dan bahan
Sudip
Sediakan
petridish yang diberi label 10-2, 10-3, 10-4,
10-5 dan 10-6, dari praktikum sebelumnya
Kertas
catatan
Pena
alat tulis
Cara kerja
1.
Petridish yang diberi
label 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6,
kertas pembungkusnya dibuka (dari praktikum sebelumnya).
2.
Setelah dibuka penutup
Petridish tersebut, kemudian amati bakteri/koloni yang terdapat di petridish
tersebut kemudian hitung bakteri/koloni tersebut dengan cara beri tanda
titik-titik pada kertas yang sudah disediakan untuk memudahkan penghitungan
bakteri/koloninya.
3.
Petridish yang dihitung
koloninya adalah antara 25-250 koloni, kecil dan besar dari itu tidak usah
dihitung, dengan rumus :
Jumlah
bakteri/gram sample = jumlah koloni x factor pengenceran
Misalnya
yang terdapat pada petridish 200 koloni dari pengenceran 10-3
=
= 10.000 per gram sampel

Maka
jumlah koloni 10-3 koloni dalam 20 gram = 1,0 x 10-4
bakteri/gram
Jumlah
bakteri yang didapat adalah angka rata-rata dari petridish yang di amati.
3.3.
Isolasi Bakteri
Pembuatan
medium
Alat
dan bahan
Petri dish
Erlenmeyer
N.A (Nutrient Agar)
Aquades
Kapas
Kertas
Karet gelang
autoclave
Cara kerja :
Pembuatan medium
Agar
1.
Timbang N.A (Nutrient
Agar) sebanyak 5 gr
2.
Masukan aquades 200 ml
kedalam erlenmeyer
3.
Masukkan Nutrien Agar
kedalam erlenmeyer yang berisi aquades lalu homogenkan
4.
Tutup dengan kapas,
kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang dengan erat.
5.
Masukan kedalam
autoclave, kemudian tutup autoclave dengan rapat, colokan dengan listrik,
kemudian tunggu suhu hingga sampai 121 lb.
6.
Setelah suhu mencapai
121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu cabut colokan,
autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35 °C.
7.
Setelah suhunya turun
sampai 35 °C angkat dari autoclave
kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga Nutrien
agarnya membeku.
3.3.1.
Isolasi
Bakteri I
Alat
dan bahan
Petri dish
Erlenmeyer 1 pasang
(besar dan kecil)
N.A (Nutrient Agar)
yang sudah membeku
Aquades
Kapas
Kertas
Karet gelang
Autoclave
Rak tabung reaksi
Sudip
Lampu spritus
Alkohol 70 %
Kertas label
Petridish yang
Sebelum
di isolasi bakteri perlu dimurnikan:
1.
Ambil 1 koloni bakteri
yang baik, murnikan dengan metoda goresan pada N.A pada petridish kemudian
inkubasi pada temperatur 35 ºC selama 2x 24 jam
2.
Ambil 1 koloni tunggal
yang murni, isolasikan pada agar miring inkubasi selama 2 x 24 jam pada
temperatur 35 ºC
Cara
kerja: Metoda goresan pada N.A ( pada petridish)
1.
Medium N.A (Nutrient
agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali (larutan),
dinginkan sampai 35 ºC (hangat-hangat kuku).
2.
Siapkan lampu spritus
dan nyalakan
3.
Siapkan 1 buah tabung
reaksi, 1 pasang petri dish, rak tabung reaksi, pipet tetes, kertas tempel,
gelas ukur 10 ml atau 5 ml, corong kecil, karet gelang, kapas, kertas bahan
tulis
4.
Alat dan bahan
diletakan disekitas lampu spritus
5.
Jika ada alat yang mau
di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di atas lampu spritus
6.
N.A (Nutrient Agar)
yang sudah encer tersebut masukan 10 ml kedalam petridish kemudian tutup,
tunggu sampai membeku (± 15 menit).
7.
Setelah membeku ambil 1
koloni bakteri yang baik dari petridish dari praktikum sebelumnya (petridish
yang sudah dihitung koloni nya), angkat bakteri tersebut menggunakan sudip kemudian
goreskan secara zig-zag di atas permukaan petridish.
8.
Beri tanda awal dan
akhir terhadap goresan tersebut.
9.
Setelah digoreskan
tutup kembali, lalu tutup dengan kertas dan ikat dengan karet gelang, inkubasi
2 x 24 jam.
Cara kerja: Agar
miring (pada tabung reaksi)
1.
N.A (Nutrient Agar)
yang sudah encer tersebut masukan 8 ml kedalam tabung reaksi kemudian tutup
menggunakan kapas,
2.
Tabung reaksi tersebut
masukan kedalam rak, kemudian masukan kedalam autoclave, tutup autoclave,
hubungkan dengan listrik.
3.
Tunggu suhunya sampai
121 lb, Setelah suhu mencapai 121 lb, tunggu 15 menit (proses pembunuhan
bakteri) lalu cabut colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai
suhunya turun hingga 35 °C.
4.
Setelah suhunya turun
sampai 35 °C angkat dari autoclave
kemudian miringkan jangan sampai nutrient agar mengenai kapas penutup, kemudian
simpan di suhu ruang inkubasi setelah 2
x 24 jam.
5.
Setelah 2 x 24 jam,
lakukan teknik Agar miring dengan mengambil goresan terakhir pada teknik
goresan N.A (pada petridish) kemudian angkat menggunakan sudip dan goreskan
secara zig-zag diatas permukaan tabung reaksi, inkubasi 2 x 24 jam.
6.
Setelah 2 x 24 jam
amati apa yang terjadi, apakah bakteri Aerob atau Anaerob.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Sterilisasi
Alat


Berdasarkan literatur
suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi sesuai dengan literatur
yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat
gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2
jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
4.2
Pembuatan
medium


4.3
Pembuatan
Bahan
![]() ![]() |

![]() |
|||||
|
|||||
![]() |
|||||
|
Pembuatan bahan ini menggunakan medium yang sebelumnya
telah dilakukan. Mula-mula medium N.A (Nutrient
agar) direbus dipanci terbuka, sampai medium jadi encer kembali (larutan),
dinginkan sampai 35 ºC (hangat hangat kuku).
Lalu lampu spritus
disiapkan dan nyalakan. Dan menyiapkan 5 tabung reaksi, 5 pasang petri
dish, rak tabung reaksi, pipet tetes, kertas tempel, gelas ukur 10 ml atau 5
ml, corong kecil, karet gelang, kapas, kertas bahan tulis. Alat dan bahan
diletakan disekitas lampu spritus,
hal ini bertujuan supaya bahan tidak terkontaminasi oleh lingkungan. Jika
ada alat yang mau di sterilkan celupkan ke alkohol 70 %, lalu dilintaskan di
atas lampu spritus. Selanjutnya
menyiapkan 20 gr bahan (sampel) ditambah dengan 180 ml
aquades, dihomogenkan (sebagai 10-1). Masing-masing 5 tabung reaksi diisi dengan 9 ml aquades. Lalu ke lima tabung reaksi dan petrisdish
tersebut diberi 5 tanda yaitu (10-2,
10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6). Untuk petridish 10-2,
10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6 isi
Nutrient Agar (NA) 10 ml ke masing-masimg petridish.
Kemudian mengambil 1 ml dari
10-1 dan masukan ke tabung 10-2, kemudian ambil dari
tabung reaksi 10-2 1 ml dan masukan kedakam tabung reaksi 10-3,
dan seterusnya hingga tabung
reaksi 10-6, kesemua tabung tersebut homogenkan. Tabung reaksi 10-2
tuangkan kedalam petridish 10-2, dan seterusnya hingga petridish
10-6. Lalu menutup/
lapisi dengan kertas, homogenkan, kemudian balik, inkubasi 2 x 24 jam (2 hari). Setelah 2 x 24 jam, melakukan penghitungan
bakteri/koloni.
4.4
Menghitung
Jumlah
Bakteri Pada
Produk Makanan Tradisional…


Menurut Etty ( 2011 ), Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan hitungan
cawan (Total Plate Counts) berdasarkan pertumbuhan dapat dilihat
langsung tanpa mikroskop (Fardiaz, 1989). Metode hitungan cawan cukup sensitif
untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang masih hidup dengan menghitung
beberapa jenis mikroorgaisme sekaligus mengisolasi dan mengidentifikasi yang
berasal dari suatu mikroorgabisme yang mempunyai penampakan pertumbuhan spesifik.
Dengan metode TPC jumlah koloni dalam contoh dihitung sebagai berikut : Koloni
per ml atau per gram = jumlah koloni per cawan x 1/FP (faktor pengenceran)
Selanjutnya cawan petri yang dipilih dan dihitung mengandung jumlah koloni
antara 30-300.
Setelah dihitung, pada
Pengenceran
10 -2 jumlah bakteri sebanyak 1.250 /gram
sampel, Pengenceran 10 -3 jumlah bakteri sebanyak 1.2500 /gram
sampel, Pengenceran 10 -4 jumlah
bakteri sebanyak 56.000 /gram sampel, dan pada Pengenceran 10 -5 jumlah
bakteri sebanyak 1.250.000 /gram sampel.
4.5
Pembuatan
Bahan Untuk Isolasi Bakteri
Dalam hal
ini ialah pembuatan bahan atau medium untuk percobaan isolasi bakteri.
Mula-mula kami menimbang N.A (Nutrient Agar) sebanyak
5 gr. Kemudian kami memasukkan
aquades 200 ml kedalam erlenmeyer
dan memasukkan Nutrien Agar kedalam erlenmeyer
yang berisi aquades lalu homogenkan.
Setelah itu kami tutup dengan kapas, kemudian menutup dengan kertas dan mengikat dengan karet
gelang dengan erat. Lalu memasukan
kedalam autoclave, kemudian menutup
autoclave dengan rapat, mencolokan
dengan listrik, kemudian menunggu
suhu hingga sampai 121 lb.
Setelah
suhu mencapai 121 lb, menunggu
15 menit (proses pembunuhan bakteri) lalu mencabut
colokan, autoclave jangan langsung dibuka tunggu sampai suhunya turun hingga 35
°C. Setelah
suhunya turun sampai 35 °C angkat dari
autoclave kemudian simpan di suhu ruang biarkan sampai 2 x 24 jam atau hingga
Nutrien agarnya membeku.
Setelah
penyimpanan 2x24 jam, barulah medium ini siap digunakan untuk percobaan isolasi
bakteri. Dan pembuatan mdium berhasil dengan sempurna dilakukan.
Pembuatan medium tegak lebih
mudah dibandingkan pembuatan medium miring karena setelah menuangkan campuran
larutan homogen ke dalam tabung reaksi tidak harus memiringkan tabung reaksi
itu. Cukup hanya menaruh tabung reaksi pada rak tabung reaksi dengan posisi
tegak.
Medium tegak memiliki
keunggulan yaitu kandungan nutrient di dalamnya lebih banyak dibandingkan
dengan medium miring karena pembuatan medium ini memerlukan 10mL campuran
larutan homogen dan pembuatannya mudah. Tetapi medium tegak juga memiliki
kelemahan diantaranya sempitnya permukaan tanam bakteri sehingga hanya sedikit
bakteri yang dapat hidup di dalamnya.
Pembuatan medium cawan
dilakukan dengan menuangkan sisa campuran larutan homogen yang digunakan untuk
membuat medium miring dan tegak ke dalam Erlenmeyer. Campuran larutan homogen
yang ada di dalam Erlenmeyer ditutup dengan menggunakan kertas sebelum
disterilkan. Hal ini dimaksudkan supaya campuran larutan homogen tidak kontak
langsung dengan panasnya autoclave. Campuran larutan homogen yang sudah
disterilkan itu dituangkan ke dalam cawan petri dan cawan petri tidak boleh
cepat-cepat ditutup. Hal ini dimaksudkan supaya uap air yang ada pada medium
itu menghilang. Bila setelah dituang ke dalam cawan petri medium langsung
ditutup maka uap air bisa menyebabkan kontaminasi dan menyebabkan tidak
aktifnya enzim metabolisme pada medium dan bakteri.
Medium cawan memiliki
keunggulan yaitu memiliki permukaan tanam bakteri yang luas dan memiliki suplai
makanan yang banyak bagi bakteri yang hidup di dalamnya. Hal ini karena dalam
pembuatan medium cawan campuran yang digunakan lebih besar da medium miring dan
medium tegak yaitu sebesar 15 mL.
4.6
Isolasi
Bakteri


Dari hasil percobaan yang didapat, pada medium tegak dan agar miring
menggunakan teknik gores keduanya terdapat bakteri aerob yaitu ditandai dengan
adanya koloni bakteri yang berada diatas medium.
Ada beberapa
metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada
medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium
agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop
ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour
plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar)
Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat
atau kontainer ada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta
lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri.
(Harley dan Presscot, 2002).
Metode gores
atau streak
plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke
permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan,
hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium.
Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat
dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1.
Sterilisasi Alat
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan
suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan
uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan.
5.1.2. Pembuatan
Medium
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium
yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber
karbon organic seperti gula
5.1.3. Pembuatan
Bahan
Untuk dapat menelaah
bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus
dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya
terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari
mikroba lain.
5.1.4. Menghitung Jumlah
Bakteri Pada Produk Makanan Industri Dan Modern
Prinsip metode cawan hitung (Plate Count)
adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat lansung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi
metaboit. Berdasarkan definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak
memiliki spora, aerobic atau fakultatif aerobicyang mempermentasi laktosa
membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC.
5.1.5. Pembuatan
Bahan Untuk Isolasi Bakteri
Isolasi harus diketahui cara-cara
menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya. Mikrobia
yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis
mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam
medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena
dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya
5.1.6. Isolasi
Bakteri
Proses
isolasi bakteri dengan metode penggoresan diperlukan keahlian dalam menggores
media agar didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan, karena penggoresan
yang semakin melemah pada setiap kuadranya akan menyaring atau mengisolasi
secara tidak langsung pada jenis bakteri tertentu sehingga metode ini akan
memperoleh biakan murni pada satu titik pada kuadran empat, Adapun metode yang
digunakan selalu memperhatikan kesterilan lingkungan, media, dan alat goresnya
agar tidak terjadi kontaminasi, sehingga pada metode ini cawan, tabung reaksi dan Jarum ose
selalu didekatkan lampu spritus
atau dipanaskan pada lampu spritus.
5.2. Saran
Dalam proses percobaan sebaiknya praktikan diharapkan dapat menjaga
ketertiban didalam ruangan praktikum agar praktikum yang dilaksanakan dengan
baik.
Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium, lebih dilengkapi lagi. Seperti petridish, batang
pengaduk, rak tabung reaksi, lampu spiritus, sehingga mahasiswa lebih nyaman
dan cepat saat melakukan percobaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Adams, M.R. 2000. Food
Microbiology. University of Surrey. Guildford. New York
Afriyanto, Eddy. 2005. Microbiologi. England : Forfattern Og Systime. (halaman : 8)
Afriyanto, Eddy. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta
: Penerbit Kanisius (halaman : 140)
Anonim, 2011, Metode
Sterilisasi, http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/, Diakses 27
Mei 2015
Anonim. 2010. Tempoyak.
http://id.wikipedia.org/wiki/tempoyak diakses 25 Mei 2015.
Betsy
dan Keogh. 2005. Microbiology Demystifed. McGraw-Hill Publisher. USA.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fathir, Fuad. 2009. Media Pertumbuhan
Mikroba. http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2. Diakses pada tanggal 21 Mei 2015.
Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar.
Binarupa Aksara. Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Harley
dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. McGraw-Hill
Publisher. USA.
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Hayati Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC (halaman : 125)
Haryati, Etty, M.Pd.
2011. Diktat Asistensi dan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi: Cirebon
Humairoh, Hardiyanti. 2011. Jurnal
Praktikum Mikrobiologi dan Virologi – Menghitung Bakteri dengan Metode
Pengenceran - Cawan Tuang: Cirebon
James Agalloco, 2008,
Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version), USA : Informa
Healthcare Inc
Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Seiler, J. P. 2000. Good Laboratory
Practice. Swiss. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media , p 61.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Soenartono Adi
somartono, dkk. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta :
Pt Gramedia
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta
Sutedjo, M. 1996.
Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Volk, W. A &
Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga
Widjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Yuliana, N. 2009. Ilmu
dan Teknologi Pengolahan Durian Fermentasi (tempoyak). Lampung :
Universitas Lampung.
|
DOKUMENTASI SELAMA PRAKTIKUM
![]()
Oven
|
![]()
Sterilisasi alat
|
![]()
Batang Ose
|
![]()
Batang pengaduk
|
![]()
Tabung ukur
|
![]()
Erlenmeyer
|
![]()
Rak tabung reaksi
|
![]()
Aquades
|
![]()
Petridish
|
![]()
Safranin O
|
![]()
Isolasi Teknik Gores
|
![]()
Menghitung Bakteri
|
![]()
Pembuatan Medium
|
|
|
|
|
|
Review Jurnal
MORFOLOGI BAKTERI
Judul jurnal : Mikroflora Pada
Tempoyak ( The Microflora Of Tempoyak )
Penulis : Hasanuddin
Program Studi
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu,
Tahun terbit : 2010
Metoda Penelitian
Penelitian tersebut menggunakan sampel tempoyak dari pasar tradisional
Bengkulu. Pengambilan sampel dilakukan selama 1 bulan . seminggu sekali. Sampel
diencerkan dengan air destilasi dengan berbagai serial pengenceran. Sampel homogen
diambil 20 gram diencerkan dalam 180 ml air destilasi steril, selanjutnya
dibuat berbagai serial pengenceran. Dari berbagai serial pengenceran tersebut
diambil 1 ml, ditumbuhkan pada masing-masing medium agar dalam cawan petri
dengan metoda tuang. Pada medium Glucose Yeast Peptone (GYP agar) untuk
Total Plate Count Bacteria (TPC), medium DeMan Rogosa Sharpe (MRS agar) untuk
bakteri asam laktat, medium Sabouraud (Dextrose Agar) untuk ragi, dan medium
Potato Dextrose Agar untuk jamur. Cawan-cawan petri tersebut diinkubasi dalam
inkubator selama 2x24 jam pada suhu 35oC untuk bakteri dan ragi, 30oC
untuk jamur. Koloni tunggal yang tumbuh dengan keragaman tipe, diambil dan
dimurnikan dengan metode Streak Plate Technique, selanjutnya
diisolasikan pada agar miring, untuk bakteri agar miring Brome Creosol Purple
supaya bisa dibedakan antara bakteri asam laktat dengan bakteri lainnya,
sedangkan untuk ragi dan jamur dengan agar miring yang sama dengan medium cawan
petrinya masing-masing. Isolat pada agar miring diberi label dan disimpan di
dalam refrigenerator untuk pengamatan.
Hasil dan
Pembahasan
Hasil pengamatan dari bentuk sel, reaksi gram, katalis, gas dari
glukosa, kemampuan hidup pada 15 % NaCl, kemampuan hidup pada suhu 10 oC,
45 oC dan 50 oC dan produksi asam dari berbagai sumber
karbon, maka kultur bakteri yang diperoleh dapat dikelompokkan atas 6 kelompok.
Dari identifikasi didapatkan enam species bakteri pada tempoyak yaitu Pediococcus
acidilactisi, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus curvatus, Leuconostoc
mesentroides, Staphylococcus saprophyticusdan Micrococcus varians. Empat
species dengan jumlah isolat terbanyak secara berurutan yaitu P.
acidilactisi, L. plantarum, L. curvatus, dan Leu. Mesentroides. Dua
species yaitu S. saprophyticus dan Micrococcus varians adalah
species yang tidak dominan dari jumlah isolat.
Dengan ditemuinya spesies Pediococcus
dan Leuconostoc pada tempoyak, ini mengindikasikan bahwa kemungkinan
selama pemasaran telah terjadi kontaminasi, karena kondisi pasar tradisional
yang tidak higienis. Khamir diisolasi dengan menggunakan medium agar Sabouraud
(Dextrose). Kultur isolat ditumbuhkan pada stab agar dan
dikelompokan berdasarkan pencirian sifat morfologi, biokimia dan fisiologi yang
sama. Satu tipe
dari kelompok khamir yang terdapat pada tempoyak adalah Kluyveromyces
marxianus.
Hasil pengamatan morfologi jamur
secara mikroskopis mengindikasikan bahwa jamur tersebut adalah dari genus Rhizopus.
Hal ini bisa diketahui dari posisi tumbuhnya rhizoid tepat terletak di
bawah tangkai spora (Sporangiophore). Kondisi tempoyak yang dalam proses
pembuatannya dengan penambahan garam dengan produk yang terbentuk adalah asam,
maka jamur dari genus Rhizopus ini adalah Rhizopus oryzae.
Pengamatan morfologis dari jamur
berikutnya, yang terisolasi dari tempoyak. Hifa terlihat panjang dan bersepta,
konidia berbentuk oval merupakan fragmentasi dari hifa fertil dari cabang
bagian atas dari aerial hyphae. Berdasarkan pada karakter morfologis dan
medium tumbuh serta kemampuan memproduksi asam laktat maka jamur yang
teridentifikasi adalah Monilia sitophila.
Pengamatan morfologis berikutnya
menunjukkan ciri-ciri dari mucor. Pertumbuhan mycellium pada
petridish kultur PDA berwarna putih, hifa tidak bersekat, sporangiospora bulat
sampai oval, spora berwarna hitam dan tidak mempunyai stolon dan rhizoid.
Berdasarkan kepada sifat morfologis dan medium tumbuh serta produksi asam
laktat maka jamur yang teridentifikasi adalah Mucor roxii.
Pengamatan morfologis berikutnya
menunjukkan penampakan batang conidiophores,vesicle, primary sterigmata,
secondary sterigmata dan conidia, dengan bentuk bulat, muncul dari sterigmata
berbentuk rantai. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa Aspergillus
repens adalah jamur yang dapat tumbuh baik pada tempoyak, namum dia
tergolang kepada jamur yang tidak dapat memproduksi asam laktat.
Pengamatan morfologis terakhir
mengindikasikan jamur dari genus Penicillium. Menurut Ekowati (2006)
jamur yang dominan di dalam tempoyak adalah Aspergillus dan Penicillium.
Kesimpulan
Isolat bakteri yang teridentifikasi pada tempoyak sebanyak enam spesies
yaitu: P. acidilactici, L. plantarum, L. curvatus, Leu. mesentroides,
S. saprophyticus dan M. varians. Dari ke enam spesies tersebut empat
spesies yang berperanan positif pada fermentasi tempoyak yaitu P.
acidilactici, L. plantarum, L. curvatus dan Leu. mesentroides. Dua
spesies yang merugikan adalah Staphylococcus saprophyticus dan Micrococcus
varians Khamir yang teridentifikasi dari tempoyak adalah K. marxianus.
Tiga species jamur yang terlibat dalam proses fermentasi tempoyak dalam
memproduksi asam laktat yaitu: Rhizopus oryzae, Monilia sitophila, dan Mucor
roxii. Aspergillus repens adalah species jamur yang terdapat pada tempoyak
yang tidak memproduksi asam laktat, namun species ini mempunyai kemampuan untuk
mensakarifikasi gula. Jamur lain yang terisolasi dari tempoyak adalah Penicillium.
Review Jurnal
Analisis Bakteri Coliform
Judul
jurnal : Analisis Cemaran Bakteri Coliform Dan Identifikasi Escherichia Coli Pada
Air Isi Ulang Dari Depot Di Kota Manado
Penulis : Andrian G.
Bambang, Program
Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
Fatimawali, dan Novel,
S. Kojong , Program Studi Farmasi UKIT Tomohon
Tahun terbit : 2014
Metodologi penelitian
1.
Bahan dan alat :
1.1. Bahan
9 sample air isi ulang dari 9 kecamatan, Plate Count Agar (PCA)
Merck, Pepton Dilution Fluid (PDF), Triphenyl Tetrazolium Choride
(TTC), BD Briliant Green Lactose Bile 2% (BGLB) Broth,
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) HIMEDIA, Nutrient Agar (NA) Merck, Mac
Conkey Broth (MCB) Merck, MRVP medium (Glucose Phosphate Broth)
HIMEDIA, BD™ Difco Motility Indol Ornithine (MIO) Medium, BD BBL™ Simmons
Citrate Agar (SCA), Nutrient Agar (NA) Merck, Larutan Kovac Merck,
Kristal Violet, Lugol, Alkohol 95%, OneMed, Safranin, Alfanaftol 1%, dan
Larutan Kalium Hidroksida (KOH) 40%.
1.2. Alat
Autoclave All American No.75X, Laminar Air Flow OMRON H3BA, Memmert
Modell 200 incubator, Microscoph Olympus CX21, Adam Pgw 1502i Precision
Balance, Cimarec Hotplate, Brand Micropipette, Lemari Pendingin,
Jarum Ose, Spritus, Kaca Preparat Sail Brand, Kaca penutup Sailing
Boat dan alat-alat gelas Pyrex.
2.
Prosedur Kerja
Pengujian
Bakteri Coliform
Dilakukan dengan metode Angka Paling Mungkin (APM). Pengujian APM
dilakukan dengan dua tahap yaitu, Uji Praduga (Presumtif Test) dan Uji
Konfirmas (Confirmative Test).
Hasil dan
pembahasan
Pengujian Bakteri
Coliform
Dalam pemeriksaan bakteri coliform dengan metode APM, dilakukan
melalui uji praduga (presumptive test) dan uji konfirmasi/penegasan (confirmative
test). Media pada tabung yang digunakan untuk uji praduga adalah Mac
Conkey Broth (MCB) dan ditambah tabung durham. Media ini mengandung laktosa
dan garam empedu (bile salt) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
non enterik dan menumbuhkan bakteri enterik sebagai dasar kemampuannya untuk
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Hasil positif pada uji ini dapat
dilihat dari pembentukan gas yang terdapat pada tabung durham, dan terbentuknya
asam yang ditandai dengan perubahan warna pada media.
Nilai APM ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan
gas) tiap serinya setelah diinkubasi dan hasil dilihat dari tabel APM/MPN Coliform.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa dari 9
(sembilan) sampel air minum isi ulang yang diuji semuanya tidak memenuhi syarat
batas maksimal total bakteri Coliform yang ditetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan No.492/MENKES/Per/IV/2010 dan No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 0
APM/100 mL sampel. Sampel dengan total bakteri Coliform paling sedikit
adalah sampel 1 dengan 36 APM/100 mL. Sedangkan sampel dengan total bakteri Coliform
paling banyak adalah sampel 8 dengan 280 APM/100 mL. Adanya bakteri coliform
di dalam makanan/minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroba yang
bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
No comments:
Post a Comment