LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Nama :
Arrofath Munawar
NPM :
E1G013044
Prodi :
Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 2
(Dua)
Hari/jam :
Kamis jam 14.00-16.00
Tanggal :
24 oktober 2013
Ko-ass :
1. Reski Pratama
2.Tatik Sulasmi
Dosen :
1. Dra. Devi Silsia, M.Si
2. Drs. Syafnil.M.Si
Objek Praktikum : Cara
- Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
PERCOBAAN 2
CARA-CARA MENYATAKAN KONSENRASI LARUTAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Larutan
adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi
merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena
susunan atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya
begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optik sekalipun. Larutan terbentuk karena
komponen-komponen larutan terdispresi menjadi atom atau molekul ion sehingga
dapat bercampur baur.
Larutan terdiri atas dua komponen
yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan
komponen yang lebuh banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan ,
sedangkan zat terlarut adalah komponen denagn jumlah yang lebih sedikit.
Kemampuan
pelarut melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai batas tertentu.
Larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperature tertentu disebut
sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan disebut larutan
tidak jenuh. Namun kadang- kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut
dalam larutan lebih banyak daripada yang seharusnya dapat larut dalam pelarut
tersebut pada suhu tertentu, larutan yang mempunyai kondisi seperti ini dikatakan
sebagai larutan lewat jenuh.
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam
sejumlah tertentu larutan. Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai :
a. Perbandingan zat terlarut dengan larutan (zat terlarut+pelarut)
b. Perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
2. Mampu membuat
larutan pada berbagai konsentrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan
adalah campuran homogen antara dua atau lebih jenis zat. Homogen berarti bahwa
campuran tersebut mempunyai komposisi yang sama di bagian mana pun. Sebagai
contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka
campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian. (Andy,
2009)
Larutan terdiri dari pelarut dan
satu atau lebih zat terlarut. Pelarut adalah senyawa yang ada dalam jumlah
paling besar dan zat terlarut adalah senyawa yang ada dalam jumlah lebih
sedikit. Larutan dapat berupa cairan, gas, bahkan padatan. Sebagai contoh, atmosfer
adalah larutan; sebab, udara mengandung hampir 79% gas nitrogen, yang dianggap
sebagai pelarut, dan gas oksigen, karbon dioksida, serta gas lainnya adalah zat
terlarut. Sedangkan contoh larutan dalam bentuk padatan adalah alloy
(paduan logam), seperti kuningan (alloy dari Cu dan Zn) dan solder (alloy
dari Sn dan Pb). (Andy, 2009)
Untuk menyatakan
komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume
(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume. (Anonim, 2004)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan
Bahan
Alat dan Bahan
-
Pipet ukur -
H2SO4
-
Pipet
gondok -
NaCl
-
Neraca
analitik -
NaOH
-
Botol semprot -
KIO3
-
Kaca
arloji -
HCl
-
Labu
ukur -
Asam oksalat
-
Bola
hisap -
Urea
-
Sikat
tabung reaksi
-
Corong
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Membuat larutan Nacl 1 %
Menimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.1
Membuat larutan etanol 5 %
Dipipet
sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 50 ml. Menambahkan aquades sampai tanda batas. Mengocok sampai
homogen.
3.2.3
Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian
dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dan dilarutkan ke dalam aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
3.2.4
Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur,
kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
v Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu
dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4
ke dalam laub ukur, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda
batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat
yang lain.
3.2.5
Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet
sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas
3.2.6 Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4.
2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang
0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7
Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang
0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.8 Membuat larutan 1000
ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea
dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
Catatan : Larutan-larutan yang
telah anda buat di atas haru dibuktikan
lagi konsntrasinya dengan menggunnakan rumus dan di tulis di bagian perhitungan
dan pembahasan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Pengamatan
1.
Membuat larutan Nacl 1 %
Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2.
Membuat larutan etanol 5 %
Dipipet
sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3. Membuat
larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik,
kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dan dilarutkan ke dalam aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
4.
Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur,
kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
v Labu Ukur 50 ml diisi terlebih
dahulu dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru
dipipetkan H2SO4 ke dalam laub ukur, selanjutnya ditambahkan
lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk
pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5.
Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet
sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4.
2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang
0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7.
Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang
0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea
dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml
sampai tanda batas.
4.2 PERHITUNGAN
1. Membuat larutan NaCl
1 %
%W/W = gram zat terlarut x 100 % %w/w
= 0,5 x 100 % = 1 %
gram zat terlarut + gram zat pelarut 50
2. Membuat larutan etanol 5 %
%v/v = ml zat terlarut x 100 % %v/v = 2,5 x 100 % = 5 %
ml
zat terlarut + ml pelarut 50
3. Membuat larutan 0,01
M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
M = gram zat terlarut M = 0,107 x 100 % =0,01 M
Mr zat terlarut x
liter larutan 214 x 0,05
4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4
(Mr. 98 gram/mol)
M = gram zat terlarut = 0,6515 = 0.6515 = 0,13
Mr. Zat terlarut x liter larutan 98 x 0,05 4,9
5. Membuat larutan 0,1
N HCL (Mr. 36,5 gram/mol)
N = mol ekivalen zat
terlarut (Ek)
Liter
larutan
Ek = Gram zat terlarut BE = Mr / n
BE = 36,5 / 1 = 36,5
Ek = 0,15355 gram =
0,0042 37 / 100 x 0,415
= 0,15355 gram
36,5
N = 0,0042 = 0,08 N
0,05
6. Membuat larutan 0,1 N Asam Oksalat (Mr. H2C2O4.
2 H2O. 126 gram/mol)
BE = Mr / n = 126 / 2 = 63
EK = gram zat
terlarut =
0,3151 = 0,005
BE 63
N = mol ekivalen zat terlarut (Ek) = 0,005 = 0,1
Liter larutan 0,05
7. Membuat larutan
1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
BE = Mr / n =
40 / 10 = 4
Ek = gram zat terlarut =
0,2 = 0,05
BE 4
N = mol ekivalen zat
terlarut (Ek) = 0,05 = 1
Liter larutan 0,05
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
ppm = berat zat
terlarut = 0,1086 x 10-6
berat larutan 50 gram
ppm = 2172 / gram
BAB V
PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran homogen
antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di
seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya
dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak
dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkanm dengan mikroskop
optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispersi
menjadi atom atau molekul ion sehingga dapat bercampur baur. Larutan terdiri
atas dua komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan
larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih
sedikit.
Langkah-langkah dalam percobaan ini
yaitu, pertama membuat larutan NaCl 1%. Kami menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl
dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur
50 ukur ml, sampai tanda batas. Kemudian kami kocok-kocok supaya homogen.
Kemudian membuat larutan etanol 5%, kami mengambil 2,5 mL etanol absolute
menggunakan pipet ukur, kemudian dimasukkan keedalam labu ukur kapasitas 50 mL.
Dan menambahakan aquades sampai tanda batas dan mengocok supaya homogen. Lalu
membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol). Kami menimbang
sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan menggunakan neraca analitik,
kemudian dimasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, dan menambah aquades
kedalam labu ukur hingga tanda batas supaya larut sambil mengocok-ngocok supaya
homogen. Selanjutnya membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98
gram/mol). Kami mengambil sebanyak 0,5 mL H2SO4 dengan
pipet ukur, lalu kami masukkam kedalam labu ukur yang telah berisi aquades
hingga tanda batas dan mengocoknya.
Percobaan membuat larutan 0,1 N HCL
(Mr. 36,5 gram.mol). kami mengambil sebanyak 0,415 mL HCl 37% dengan
menggunakan pipet ukur, lalu kami encerkan dengan memasukksn ke dalam labu ukur
berkapasitas 50 mL, yang telah berisi aquades, dan kami tambahkan lagi aquades
hingga tanda batas. Kemudian membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4.
2 H2O. 126 gram/mol). Kami menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan
menggunakn neraca analitik, lalu kami masukkan kedalam labu ukur berkapasitas
50 mL yang telah berisi aquades, dan menambahkan aquades lagi hingga tanda
batas. Selanjutnya membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol). Kami menimbang
0,2 gram NaOH, lalu memasukkan ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah
berisi aquades supaya encer. Dan terakhir
membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60
gram/mol). Mula-mula kami menimbang 0,1086 gram urea, lalu mengencencerkannya
dengan cara memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, dan menambahkan aquades lalu
dikocok-kocok.
Setelah semua percobaan tersebut
kami selesaikan, lalu kami menghitung konsentrasinya dengan rumus yang
tercantum dalam buku penuntun untuk membuktikan lagi kebenaran konsentrasi,
seperti yang telah tercantum dalam perhitungan.
Dari hasil
perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur
lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai
pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati
hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata kesalahan
pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
1. Larutan
adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih.
2. Ada dua
unsur Larutan, yaitu solvent dan solut
3. Konsentrasi
larutan adalah :
٭ Perbandingan
jumlah zat terlarut dalam larutan
* Perbandingan jumlah zat terlarut
dalam pelarut
4. Berbagai
Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya :
v Persen Volume
v Persen Massa
v Part per Million atau Part per Billion
v Fraksi Mol
v Molaritas
v Molalitas
v Normalitas
6.2 Saran
Saat
melakukan percobaan, sebaiknya praktikan teliti dalam menimbang bahan yang akan
di reaksikan. Karena apabila praktikan salah dalam mengukur volume atau massa
bahan percobaan, maka reaksi yang akan didapat pun akan salah.
BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN
1. 80 gram H2SO4
dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr. H2SO4 98 g / mol Mr. air ( H2O ) 18 g / mol
BJ H2SO4
1303 g / ml BJ Air 1 g / ml
Konsentrasi H2SO4
100 %
Ditanya : a.
Persen berat
b.
molalitas
c.
molaritas
d.
fraksi mol zat terlarut
e.
fraksi mol zat pelarut
Jawab :
a)
Persen Berat = Massa zat terlarut x 100% = 80 x 100%
Massa pelarut 120
= 8000 = 66,69 %
120
b)
Molalitas ( m ) = mol zat terlarut = 98 gram / mol = 816,67 mol
kg pelarut 0,12 kg 1000 gram
c)
Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
Liter larutan
V terlarut = 80 gram = 61,39 ml
1,303 gram / ml
V pelarut = 120 gram = 120 ml
1 gram / ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M = 98 mol = 540,27 mol / l
0,18139 l
d) Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816
٭ X = jumlah
mol terlarut = 0,816
= 0,109
jumlah mol larutan 7,48
e) Fraksi
Mol zat pelarut
Mol pelarut = 6,67
٭X = Jumlah mol pelarut = 6,67 = 0,89
jumlah mol larutan 7,48
2.
Zat
Terlarut
|
Gram Zat
terlarut
|
Mol Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29
|
B. 0,241 L
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28
gram
|
D. 0, 368
|
16 liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76
mol
|
450 ml
|
F. 1,699
mol / l
|
KBr
|
G. 49,98
gram
|
0,42
|
H. 0, 233 l
|
1,8
|
A. Mol zat terlarut = massa = 25 = 0,29
Mr 85
B. M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 =
0,29
liter larutan
Liter larutan = 0,29 = 0,241 L = 241, 167 ml
1,2
C. Mol = massa
zat terlarut
Mr
0,368 = massa
terlarut
85
massa terlarut = 31,28 gram
D. M = mol zat terlarut
Liter
larutan
0,023 = mol / 16
mol = 0,368
E. Mol zat terlarut = gram zat terlarut = 91 = 0,76 mol
Mr 119
F.
M = Mol zat terlarut = 0, 76 mol = 1,699 mol / l
Liter larutan 0,45 l
G. Mol zat terlarut = gram zat terlarut
Mr
0,42 = Gram terlarut
119
gram terlarut = 49,98 gram
H. M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,8 = 0,42
liter larutan
liter larutan = 0,42 = 0, 233 l
1,8
DAFTAR PUSTAKA
Andy. 2009. Larutan, konsentrasi
larutan dan sifat koligatif larutan. Bandung. --. http://andykimia03.wordpress.com/2009/08/12/larutan-konsentrasi-larutan-dan-sifat-koligatif-larutan/
diakses pada tanggal 12 November 2013 pada pukul 08.44 WIB.
Anonim. 2009. Wujud Zat
dan Kesetimbangan Kimia. Bandung: Citra Aditya Bakti
Devi dan Syafnil. 2013. Penuntun praktikum kimia
anorganik. Bengkulu : UNIB
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment