Friday, 3 October 2014

Laporan Praktikum Kimia.Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK





Nama                           : Arrofath Munawar
NPM                           : E1G013044
Prodi                           : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                   : 2 (Dua)
Hari/jam                      : Kamis jam 14.00-16.00
Tanggal                       : 24 oktober 2013
Ko-ass                         : 1. Reski Pratama
                                                              2.Tatik Sulasmi
Dosen                          : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
                                                              2. Drs. Syafnil.M.Si
Objek Praktikum         : Cara - Cara Menyatakan Konsentrasi Larutan


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013











PERCOBAAN 2
CARA-CARA MENYATAKAN KONSENRASI LARUTAN


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunan atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispresi menjadi atom atau molekul ion sehingga dapat bercampur baur.
            Larutan terdiri atas dua komponen yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebuh banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan , sedangkan zat terlarut adalah komponen denagn jumlah yang lebih sedikit.
            Kemampuan pelarut melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai batas tertentu. Larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperature tertentu disebut sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan disebut larutan tidak jenuh. Namun kadang- kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada yang seharusnya dapat larut dalam pelarut tersebut pada suhu tertentu, larutan yang mempunyai kondisi seperti ini dikatakan sebagai larutan lewat jenuh.
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu larutan. Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai :
a. Perbandingan zat terlarut dengan larutan (zat terlarut+pelarut)
b. Perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
           
1.2 Tujuan Percobaan
            1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
            2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih jenis zat. Homogen berarti bahwa campuran tersebut mempunyai komposisi yang sama di bagian mana pun. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian. (Andy, 2009)
Larutan terdiri dari pelarut dan satu atau lebih zat terlarut. Pelarut adalah senyawa yang ada dalam jumlah paling besar dan zat terlarut adalah senyawa yang ada dalam jumlah lebih sedikit. Larutan dapat berupa cairan, gas, bahkan padatan. Sebagai contoh, atmosfer adalah larutan; sebab, udara mengandung hampir 79% gas nitrogen, yang dianggap sebagai pelarut, dan gas oksigen, karbon dioksida, serta gas lainnya adalah zat terlarut. Sedangkan contoh larutan dalam bentuk padatan adalah alloy (paduan logam), seperti kuningan (alloy dari Cu dan Zn) dan solder (alloy dari Sn dan Pb). (Andy, 2009)
Untuk  menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. (Anonim, 2004)



BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat Dan Bahan


           


Alat dan Bahan
-           Pipet ukur                                            - H2SO4
-          Pipet gondok                                       - NaCl
-          Neraca analitik                                    - NaOH
-           Botol semprot                                     - KIO3
-          Kaca arloji                                           - HCl
-          Labu ukur                                            - Asam oksalat
-          Bola hisap                                           - Urea
-          Sikat tabung reaksi
-          Corong






3.2 Cara Kerja
3.2.1 Membuat larutan Nacl  1 %
            Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
3.2.1 Membuat larutan etanol  5 %
            Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Menambahkan aquades sampai tanda batas. Mengocok sampai homogen.
3.2.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
            Menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dan dilarutkan ke dalam aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
3.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
            Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
v  Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam laub ukur, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.2.5 Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas
3.2.6  Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Catatan : Larutan-larutan yang telah anda buat di atas haru dibuktikan lagi konsntrasinya dengan menggunnakan rumus dan di tulis di bagian perhitungan dan pembahasan.




BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan
1. Membuat larutan Nacl  1 %
            Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2. Membuat larutan etanol  5 %
            Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
            Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dan dilarutkan ke dalam aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
            Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
v  Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam laub ukur, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5. Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas
6.  Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.


4.2 PERHITUNGAN
1. Membuat larutan NaCl 1 %
%W/W = gram zat terlarut x 100 %                  %w/w = 0,5 x 100 %   = 1 %
            gram zat terlarut + gram zat pelarut                    50

2. Membuat larutan etanol 5 %
%v/v =     ml zat terlarut x 100 %                   %v/v = 2,5 x 100 %     = 5 %
            ml zat terlarut + ml pelarut                              50

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol)
M =         gram zat terlarut                             M = 0,107 x 100 %      =0,01 M
            Mr  zat terlarut x liter larutan                 214 x 0,05

4. Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol)
M =     gram zat terlarut                        =        0,6515                         = 0.6515          =  0,13
 Mr. Zat terlarut x liter larutan            98 x 0,05                           4,9

5. Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram/mol)
N =   mol ekivalen zat terlarut (Ek)   
                        Liter larutan
Ek = Gram zat terlarut                        BE       = Mr / n
      BE                                                 = 36,5 / 1         = 36,5
Ek = 0,15355 gram  =  0,0042            37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
  36,5

N         = 0,0042   =  0,08 N
                 0,05
6. Membuat larutan 0,1 N Asam Oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)
BE = Mr / n                                         = 126 / 2          = 63
EK = gram zat terlarut                        = 0,3151          = 0,005
                              BE                                           63
 N  =   mol ekivalen zat terlarut (Ek)              = 0,005            =  0,1
            Liter larutan                                0,05

7. Membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol)
            BE = Mr / n     = 40 / 10          = 4
            Ek = gram zat terlarut             =  0,2   = 0,05
                             BE                               4
            N = mol ekivalen zat terlarut (Ek)      = 0,05 = 1
                                    Liter larutan                   0,05

8. Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
ppm =   berat zat terlarut        =  0,1086   x 10-
    berat larutan                          50 gram
            ppm = 2172 / gram




BAB V
PEMBAHASAN

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkanm dengan mikroskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen-komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul ion sehingga dapat bercampur baur. Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.
Langkah-langkah dalam percobaan ini yaitu, pertama membuat larutan NaCl 1%. Kami menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ukur ml, sampai tanda batas. Kemudian kami kocok-kocok supaya homogen. Kemudian membuat larutan etanol 5%, kami mengambil 2,5 mL etanol absolute menggunakan pipet ukur, kemudian dimasukkan keedalam labu ukur kapasitas 50 mL. Dan menambahakan aquades sampai tanda batas dan mengocok supaya homogen. Lalu membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr. 214 gram/mol). Kami menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan menggunakan neraca analitik, kemudian dimasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, dan menambah aquades kedalam labu ukur hingga tanda batas supaya larut sambil mengocok-ngocok supaya homogen. Selanjutnya membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr. 98 gram/mol). Kami mengambil sebanyak 0,5 mL H2SO4 dengan pipet ukur, lalu kami masukkam kedalam labu ukur yang telah berisi aquades hingga tanda batas dan mengocoknya.
Percobaan membuat larutan 0,1 N HCL (Mr. 36,5 gram.mol). kami mengambil sebanyak 0,415 mL HCl 37% dengan menggunakan pipet ukur, lalu kami encerkan dengan memasukksn ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL, yang telah berisi aquades, dan kami tambahkan lagi aquades hingga tanda batas. Kemudian membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr. H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol). Kami menimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan menggunakn neraca analitik, lalu kami masukkan kedalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi aquades, dan menambahkan aquades lagi hingga tanda batas. Selanjutnya membuat larutan 1 N NaOH (Mr. 40 gram/mol). Kami menimbang 0,2 gram NaOH, lalu memasukkan ke dalam labu ukur berkapasitas 50 mL yang telah berisi aquades supaya encer. Dan terakhir  membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr. Urea 60 gram/mol). Mula-mula kami menimbang 0,1086 gram urea, lalu mengencencerkannya dengan cara memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, dan menambahkan aquades lalu dikocok-kocok.
Setelah semua percobaan tersebut kami selesaikan, lalu kami menghitung konsentrasinya dengan rumus yang tercantum dalam buku penuntun untuk membuktikan lagi kebenaran konsentrasi, seperti yang telah tercantum dalam perhitungan.
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan. 



BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1.      Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih.
2.      Ada dua unsur Larutan, yaitu solvent dan solut
3.      Konsentrasi larutan adalah :
٭ Perbandingan jumlah zat terlarut dalam larutan
*  Perbandingan jumlah zat terlarut dalam pelarut
4.      Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya :
v  Persen Volume
v  Persen Massa
v  Part per Million atau Part per Billion
v  Fraksi Mol
v  Molaritas
v  Molalitas
v  Normalitas

6.2 Saran
            Saat melakukan percobaan, sebaiknya praktikan teliti dalam menimbang bahan yang akan di reaksikan. Karena apabila praktikan salah dalam mengukur volume atau massa bahan percobaan, maka reaksi yang akan didapat pun akan salah.




BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN

1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Diketahui : Mr. H2SO4 98 g / mol                   Mr. air ( H2O ) 18 g / mol
BJ H2SO4 1303 g / ml                         BJ Air 1 g / ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Ditanya :         a. Persen berat
                        b. molalitas
                        c. molaritas
                        d. fraksi mol zat terlarut
                        e. fraksi mol zat pelarut
Jawab :
a)      Persen Berat = Massa zat terlarut  x 100%     80  x 100%
                            Massa pelarut                        120
= 8000             = 66,69 %
    120
b)      Molalitas ( m ) = mol zat terlarut                    98 gram / mol          = 816,67 mol
         kg pelarut                                  0,12 kg                 1000 gram
c)      Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
                                Liter larutan
               V terlarut =       80 gram                  = 61,39 ml
                                    1,303 gram / ml
               V pelarut =    120 gram                    = 120 ml
                                    1 gram / ml
               V larutan =   181,39 ml                    = 0,18139 l
               M =   98 mol            =  540,27 mol / l
                        0,18139 l
d)     Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816
٭ X = jumlah mol terlarut        =  0,816  = 0,109
             jumlah mol larutan         7,48
e)    Fraksi Mol zat pelarut
Mol pelarut = 6,67
٭X = Jumlah mol pelarut         =  6,67  = 0,89
         jumlah mol larutan              7,48
2.
Zat
Terlarut
Gram Zat
terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699 mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
H. 0, 233 l
1,8

A.    Mol zat terlarut           = massa           = 25     = 0,29
                                                Mr                85

B.     M = mol zat terlarut
            Liter larutan
   1,2 =      0,29
             liter larutan
   Liter larutan             = 0,29  = 0,241 L        = 241, 167 ml
                            1,2
 
C.     Mol     = massa zat terlarut
                       Mr
 0,368 = massa terlarut
                        85
 massa terlarut = 31,28 gram

D.    M         = mol zat terlarut
                 Liter larutan
 0,023 = mol / 16
    mol = 0,368

E.     Mol zat terlarut = gram zat terlarut     = 91     = 0,76 mol
   Mr                   119
F.      M = Mol zat terlarut               = 0, 76 mol      = 1,699 mol / l
          Liter larutan                        0,45 l

G.    Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                       Mr
0,42     = Gram terlarut
                        119
gram terlarut = 49,98 gram

H.    M = mol zat terlarut
          Liter larutan
1,8 =           0,42
            liter larutan
liter larutan = 0,42       = 0, 233 l
                        1,8





DAFTAR PUSTAKA

Andy. 2009. Larutan, konsentrasi larutan dan sifat koligatif larutan. Bandung. --. http://andykimia03.wordpress.com/2009/08/12/larutan-konsentrasi-larutan-dan-sifat-koligatif-larutan/ diakses pada tanggal 12 November 2013 pada pukul 08.44 WIB.
Anonim. 2009. Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia. Bandung: Citra Aditya Bakti
Devi dan Syafnil. 2013. Penuntun praktikum kimia anorganik. Bengkulu : UNIB














LAMPIRAN

No comments:

Post a Comment