LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Nama : Arrofath Munawar
NPM :
E1G013044
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok
: 2 (Dua)
Hari/jam : Kamis jam 14.00-16.00
Tanggal : 24 oktober 2013
Ko-ass : 1. Reski Pratama
2. Tatik Sulasmi
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
2. Drs. Syafnil.M.Si
Objek Praktikum : ALAT- ALAT LABORATORIUM
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kimia anorganik merupakan ilmu dasar
yang telah menjadi tuntutan dalam banyak jurusan di Perguruan Tinggi. Karena
pada hakikatnya ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan dan perubahannya.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat eksperimental. Salah satunya adalah dengan
melakukan percobaan.
Percobaan merupakan salah satu
langkah penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kimia. Oleh
karena itu, perkuliahan kimia harus disertai dengan pekerjaan di Laboratorium.
Laboratorium kimia merupakan sebuah
tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan dan penelitian yang
disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk
mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Eksperimen di Laboratorium merupakan mata rantai
untuk menghubungkan apresiasi aspek estetika dan ilmu kimia. Eksperimen dapat
membangkitkan keingintahuan seseorang terhadap ilmu kimia.
Setiap orang
yang akan melakukan kegiatan laboratorium, hendaknya mempunyai pengetahuan yang
baik tentang alat – alat laboratorium tersebut. Tanpa sepengetahuan itu tentu
kegiatan pengamatan atau percobaan yang dilakukan dalam laboratorium tidak akan
memperoleh hasil yang maksimal, dan bahkan dapat merusak alat tertentu atau
membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sebelum kita
melaksanakan kegiatan dalam laboratorium kimia, sebaiknya kita pelajari dahulu
fungsi atau kegunaan berbagai alat laboratorium tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa
mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
2.
Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia.
3. Mahasiswa
mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan
alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter, seperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph. Dari
uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada alat menggambarkan mengenai kegunaan
alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan (Chang,
2005).
Ilmu kimia sangat
bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan menggunakan pengukuran
untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk mempelajari perubahan
yang terjadi dalam suatu percobaan. Peralatan laboratorium yang biasa digunakan
untuk pengukuran yaitu buret, pipet, tabung volumetrik, labu ukur untuk
mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa, dan termometer untuk mengukur
suhu.
Alat-alat ini dapat
mengukur sifat-sifat mkroskopik yang dapat ditentukan secara langsung.
Sifat-sifat makroskopik yaitu pada tingkat atom harus ditentukan dengan metode
tidak langsung (chang, 2005).
Labu ukur atau yang biasa disebut dengan
(Volumetric Flask) adalah alat yang berfungsi untuk untuk keperluan
pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam
badan labu takar dan bisa digunakan juga untuk menyiapkan larutan dalam
kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan
keakuratan yang sangat tinggi. Sangatlah cocok alat ini digunakan untuk
mengukur sesuatu dengan keakuratan yang tinggi karena di bagian leher terdapat
lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada
lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera
pada badan labu takar. Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang
berwarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan bahan
kimia seperti polietilen atau dapat juga dari gelas. (Anonim, 2013)
Gelas
beaker atau yang biasa disebut juga dengan gelas piala adalah suatu alat yang
berbentuk silinder dengan alas yang datar. Fungsi dari
alat ini hanya sebatas digunakan untuk penampung, bukan digunakan untuk
pengukur sehingga tidaklah mengherankan skala yang ada di dalam alat ini
sangatlah lebar. Beaker bisa kita temukan dengan berbagai macam ukuran dari 25
ml sampai dengan 3 liter. Sebagian besar alat ini biasanya terbuat dari
bahan borosilikat atau plastik. Dengan bahan borosilikat atau
plastik, maka gelas ini hanya bisa digunakan untuk bahan kimia yang
bersifat korosif yang terbuat dari PTPE. Untuk
mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai
penutup. Anonim, 2013)
Buret berbentuk
seperti silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan terdapat kran
pada sisi bawah, alat ini dirancang memiliki ketelitian tinggi untuk keperluan
kuantitatif analisis. Buret ini biasanya digunakan untuk titrasi yang
membutuhkan presisi tinggi , tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan. Walaupun
dalam perkembangan saat ini sudah dapat ditemukan berbagai macam alat
titrasi yang berbasis elektronik tapi alat ini masih digunakan di banyak
laboratorium karena tentu saja lebih murah. Mengapa bisa lebih murah, karena
alat ini terbuat dari bahan kaca atau dari bahan plastik. (Anonim,
2013)
Erlenmeyer
adalah salah satu alat-alat laboratorium
yang berfungsi untuk menganalisis kuantitatif secara volumetri ( titrasi),
dalam proses titrasi ini sendiri alat ini digunakan untuk menampung larutan
yang akan dititrasi. Tak hanya itu alat ini juga bermanfaat dalam mikrobiologi,
yaitu digunakan untuk pembiakan mikroba. Bentuk alat ini adalah seperti tabung
dengan bagian luar terdapat skala yang menunjukkan
perkiraan volume cairan. (Anonim, 2013)
Botol
pereaksi dirancang mempunyai mulut lebar untuk memudahkan dalam pengambilan
pereaksi dari dalamnya digunakan pipet tetes, pipet volume, ataupun pipet
ukur,tetapi dapat juga menggunakan peralatan yang lain. Dan sering diletakkan
pada rak meja praktikum. Fungsinya, untuk menyimpan cadangan pereaksi yang
difrekuensi penggunaanya tinggi. Kapasitas; 30,60, 125, 250, 500, 1000, 2000,
5000. (Reny, 2013)
Botol cuci terbuat dari bahan
plastik. Botol ini sama dengan botol semprot. Botol cuci mempunyai pipa kecil
yang menjulur dari dalam keluar. Fungsinya, untuk mencuci dinding bagian dalam
peralatan gelas seperti tabung reaksi,gelas beker kecil, dan lain-lainnya.
Kapasitas; 250, 500, 1000, 1500. (Reny, 2013)
Corong penyaring ( Filtrering Funnel) fungsinya adalah
membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama
yang bermulut kecil serta digunakan untuk menyimpan kertas saring dalam proses
penyaringan, seperti menyaring endapan yang terdapat dalam larutan. Kapasitas;
25, 50, 75, 100, 125. (Reny, 2013)
Eksikator adalah sebuah
wadah dari kaca tertutup yang didalamnya berisi silika gel.
Fungsi Eksikator adalah untuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan serta untuk menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering. (Reny, 2013)
Fungsi Eksikator adalah untuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan serta untuk menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering. (Reny, 2013)
Gelas arloji / Cawan
Petri (watch glass) Berbentuk seperti piring
kecil dan cekung terbuat dari gelas.. Gelas arloji
adalah untuk menimbang bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan padat
atau pasta. Dapat pula digunakan saat menutup wadah saat proses penguapan.
Kapasitas; (3,5), (5,0), (7,5), (10,0). (Reny, 2013)
Krus Porselin
(Porcellain Crucible) berbentuk seperti lumpang kecil dan terbuat dari
porselin. Fungsinya untuk menempatkan endapan yang akan dibakar pada oven
sampai pada suhu 300OC. (Reny, 2013)
Labu ukur (Volumetric Flask terbuat dari gelas
dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup,dengan
mulut sempit. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi,
suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya terdapat tanda batas yang
menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar. Biasanya berwarna
transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan
penutup dari bahan tahan bahan kimia seperti polietilen atau dapat juga dari
gelas. Fungsinya, untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume
tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu takar. Digunakan untuk menyiapkan
larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan
pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. (Reny, 2013)
Pipet Tetes (Droping Pipette/pipette, pipettor, chemical dropper) fungsinya untuk
mengambil dan menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes. Pipet
tetes mempunyai ujung lancip dan panjang sehingga mudah untuk melakukan
penambahan zat cair setetes demi setetes. Pipet tersedia untuk berbagai jenis
penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet terdiri
dari berbagai variasi ukuran volume, dari 1 hingga 1000 μl dinamakan
mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan
dengan makropipet (macropipettes). (Reny, 2013)
Pipet Volume (Volumetric Pipette) berbentuk mirip pipa akan tetapi
terdapat cembungan pada tengah-tengah batang pipa tersebut. Pada batang pipet
volume terdapat terdapat tanda batas melingkar dan tulisan angka yang menyatakan
volume pipet tersebut. Fungsinya, untuk mengambil dan memindahkan cairan dengan
volume tertentu sebagaimana yang tertera pada batang pipet volume. (Reny, 2013)
Pipet Ukur (Graduated Pipette) alat gelas menyerupai pipa dengan
salah satu ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang
lain lebar. Pipet ukur mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada
skalanya. Fungsinya,untuk menambahkan zat cair dengan volume tertentu yang
dapat dilihat dari skala pada saat penambahan cairan tersebut. (Reny, 2013)
Batang pengaduk berbentuk
batang dengan diameter 8-12 mm dan panjang antara 10-15cm. Terbuat dari gelas
dan padat berisi(tidak berongga di dalamnya). Fungsinya, untuk melakukan
pengadukan pada larutan yang biasanya terdapat pada gelas beker. (Reny, 2013)
Tabung Reaksi (Test Tubc) mempunyai bentuk mirip pipa
dengan alas tumpul. Fungsinya, untuk mereaksikan larutan atau cairan.
Kadang-kadang proses reaksi tes harus dilakukan pemanasan menggunakan tabung
reaksi ini. (Reny, 2013)
Kawat kassa (wire gauze) terbuat dari kawat berdiameter 0,5 mm dan dianyam sehingga
menyerupai jejaring dengan ukuran 10 mesh. Kasa digunakan untuk alas gelas
beker atau erlenmeyer pada saat pemanasan dengan lampu spiritus atau kompor
listrik. Pada pinggir kawat kassa ini dilipat kedalam untuk menghindari
tajamnya ujung kawat kassa. (Reny, 2013)
Klem (clamp) peralatan yang terbuat dari besi tempa. Digunakan
bersamaan dengan statif. (Reny, 2013)
A. Klem yang
mempunyai bentuk empat kaki dan statif
umunya digunakan untuk menjepit buret, atau menggantungkan termometer.
B. Klem jenis lingkaran digunakan untuk memasangkan corong pemisah atau corong gelas
pada saat penyaringan dan pemisahan larutan.
C. Klem untuk buret(polipreopelen) ini berbentuk penjepit yang dapat terbuka
pada kisaran 10-35 mm. Klem dapat
diputar bebas 360o. Pada ujung penjepit diberi denagn lapisan
gambut yang mampu menjepit buret secara rapat, untuk menghindari luncuran buret
saat dipasang.
D. Klem
serbaguna ini mempunyai 2 buah klem yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan untuk digunakan dengan peralatan apa saja. Umumnya klem serbaguna
ini digunakan bersama statif dan klem lain sebagai penghubung dengan peralatan
gelas.
Lumpang dan Alu (mortar and pastle) terbuat dari bahan
porselen dan biasanya berwarna putih. Peralatan ini mempunyai berbagai macam
ukuran, mulai dari yang berdiameter lumpang 50 mm- 100mm. Kegunaannya adalah
untuk menghaluskan bahan-bahan organik dan anorganik sebelum dilakukan
perlakuan pada percobaan di laboratorium. (Reny, 2013)
Pembakar Bunsen merupakan
pembakar yang berbahan bakar gas. Gunanya untuk keperluan pemodifikasian
peralatan gelas. Seperti dalam pembengkokan pipa yang terbuat dari gelas.
Pembakar bunsen juga digunakan untuk keperluan uji kualitatif terhadap suatu
sampel. (Reny, 2013)
Penjepit Tabung Reaksi digunakan
untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan larutan dengan menggunakan
tempat tabung reaksi. Penjepit Gelas Beker digunakan untuk menjepit gelas beker
pada saat keadaan gelas beker dalam keadaan panas. Penjepit ini dilapisi dengan
semacam sabut untuk menjada agar ujung penjepit tidak licit (kasar). Penjepit
Krus Porselin (Crucible tongs) digunakan
untuk menjepit krus porselin pada saat dimasukkan ataupun dikeluarkan dari oven
atau furnace. Gunting Kertas digunakan untuk memotong kertas saring dan
digunakan juga dalam percobaan yang lain. (Reny, 2013)
Rak Tabung Reaksi digunakan
untuk meletakkan tabung reaksi pada saat praktikum mereaksikan bahan kimia.
Biasanya terbuat dari kayu,ada juga dari stainless steel. Ukuran dan kapasitas
rak tabung reaksi bermacam-macam tergantung dari diameter tabung reaksi yang
digunakan. (Reny, 2013)
Statif digunakan untuk menopang
peralatan gelas, digunakan bersama dengan klem. Statif juga dapat digunakan untuk menggantungkan
termometer digunakan untuk memantau temperatur larutan yang sedang dipanaskan. (Reny,
2013)
Kawat Segi Tiga (Triangels) digunakan untuk menempatkan
krus porselin pada saat mengeringkan endapan. Kaki Tiga digunakan untuk dalam
proses pemanasan dengan menggunakan pembakar spiritus. Plat tetes fungsi plat
tetessebagai tempat mereaksikan zat-zat, tapi dalam
jumlah kecil dan tempat
untuk menentukan pH larutan asam-basa. (Reny, 2013)
Oven alat pemanas yang
mempunyai kapasitas sampai dengan temperatur 200o C. Digunakan untuk
pengeringan sampel agar kadar airnya sedikit. Oven juga dapat digunakan untuk
membakar suatu endapan untuk tujuan analisis kuantitatif. Pada bagian atapnya
diberi fasilitas temometer sehingga dapat digunakan untuk mengukur temperatur
udara di dalam ruangan oven tersebut. (Reny, 2013)
Kawat
Sikat tabung reaksi digunakan untuk membersikan tabung reaksi setelah
digunakan. Ada 3 macam bentuk kawat sikat tabung reaksi yaitu yang berbentuk
tumpul dan runcing digunakan untuk membersikan ujung atau dasar tabung reaksi.
Bentuk rata berekor digunakan
membersihkan dinding salam tabung reaksi. (Reny, 2013)
Kertas Lakmus merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran
kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair
missal indikator Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan
alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.
(Reny, 2013)
Peralatan
Ukur (Reny, 2013)
1. Neraca analitis digital model kompak
Alat ukur untuk menimbang berat sampel yang akan
digunakan dalam praktikum.
2. Piknometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Terbuat
dari gelas dengan bentuk badan bulat silinder. Pikometer tersedia dengan
kapasitas 10mL.
3. Termometer
Untuk mengukur suhu. Tersedia dengan berbagai ukuran
dan kapasitas, sesuai dengan keperluan dalam percobaan.
4. pH-Meter
digunakan untuk
mengukur pH suatu larutan. Terdiri dari tabung elektrode dan ujung elektrode,
ujungnya untuk dicelup kelarutan dan hasilnya terbaca di tabung elektrode.
5. Hidrometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis suatu larutan.
Terbuat dari gelas yang tahan panas. Mempunyai bentuk seperti anak panah, di
mana bagian yang merupakan kepala berisi cairan standar (pada umumnya digunakan
air raksa). Bagian yang lain adalah ekor yang disana tertera skala pembacaan
massa jenis larutan yang sedang diukur.
6. Multimeter / multitester
Digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan
listrik pada suatu rangkaian tertutup dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Umumnya digunakan untuk mengukur daya hantar suatu larutan percobaan. Juga
untuk mengukur penggolaongan suatu larutan elektrolit atau larutan non
elektrolit.
7. Respirometer
Untuk mengukur pernafasan hewan.
8. Fotometer
Untuk mengukur penguapan pada tanaman
Cara-cara
menjaga keselamatan kerja di dalam laboratorium diantaranya : (Ree, 2010)
1. Laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,
2. Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. Paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,
5. Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,
6. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,
7. Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. Tersedianya tempat uang cukup untuk menyimpan alat dan bahan,
10. Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
1. Laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,
2. Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. Paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,
5. Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,
6. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,
7. Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. Tersedianya tempat uang cukup untuk menyimpan alat dan bahan,
10. Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
Berikut
beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya. (Ree, 2010)
a.
Pengaturan alat
Alat-alat
yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari.
Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.
Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja.
Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.
Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.
Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja.
Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.
b.
Radiasi
Radiasi
selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh
sinar x. Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus
diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka
memakai kacamata pelindung. Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata
dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh
sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung
sinar laser.
c.
Listrik
Pada
waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan
lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera
diputuskan. Jangan menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus
diputuskan. Kabel-kabel jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di
lantai. Kawat pada ujung kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan
memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan yang basah. Kapasitor dapat
menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya sudah
diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus dibuang dulu dengan
membuat arus pendek. Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan
untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.
d.
Silinder (tabung) gas
Letakkan
silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau
ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir. Periksalah lebih dahulu
klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat
agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya. Sebelum digunakan
pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari
silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti
jet dengan tekanan yang sangat besar. Pipa saluran gas yang bocor akan
merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas
ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk
memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat
yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya. Selain silinder gas yang
berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas
hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda
masing-masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
e.
Api
Api
yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk
memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini
membesar akan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api
di laboratorium dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain
menyebabkan bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar. Sumber bahaya
kebakaran berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan
listrik, benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar
seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum
eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah
terbakar ini agar tidak melebihi 500ml. Jangan membuang benda panas, benda
terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium
dan kalium bereaksi kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam
ini dibuang di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan
menimbulkan kebakaran. Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya
sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu
fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di
tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti
jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran. Jangan memanasi zat cair yang
mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan
menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan
ditinggalkan, harus diawasi terus menerus. Sebelum meninggalkan laboratorium,
periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak
listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
Berikut beberapa simbol-simbol tanda
bahaya yang ada beserta keterangannya. (SD, 2013)
Simbol
|
Keterangan
|
|
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan
iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH,
Cl2
|
|
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak
kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan
ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
|
|
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun,
dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan
dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
|
|
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat
beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan
sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene
dan Atripin.
|
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif,
dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4,
NaOH (>2%)
|
|
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik
nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
|
|
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api,
serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
|
|
|
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah
terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat
mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan
sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
|
|
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas
atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api
dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
|
|
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat
pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat
kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan
reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
|
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi
satu atau beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem.
Tindakan : Hindari
kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum
bensin.
|
|
|
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari
panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor, serta hindari kontak dengan air
apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.
|
|
Nama : Flammable Liquid
Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang
berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.
|
|
Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan
pada tempat penyimpanan material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan
api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.
|
|
Nama : Spontaneously Combustible
Substances
Arti : Material yang dapat secara
spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari
sumber panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated,
Carbon black.
|
|
Nama : Dengerous
When Wet
Arti : Material
yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan
dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium
carbide, Potassium phosphide, Maneb.
|
|
Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan
api ketika kontak dengan material lain yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium
peroxide, Ammonium dichromate.
|
|
Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan
kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl
ketone peroxide, Dicetyl perdicarbonate.
|
|
Nama : Non Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan
pada transportasi dan penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.
|
|
Nama : Poison
Arti : Simbol
yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan bahan-bahan yang beracun
(belum tentu gas).
Contoh :
Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.
|
|
Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric
oxide.
|
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi
tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau
minuman.
Contoh :
Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.
|
|
|
Nama : Inhalation Hazard
Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak
sistem inhalasi atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.
|
|
Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism
penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat
pengembangbiakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan.
|
|
Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material
atau kombinasi dari material lain yang dapat memancarkan radiasi secara
spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
|
|
Nama : Marine Pollutant
Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran
air atau sungai yang mengalir ke laut.
|
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan
Bahan
1.
Gelas piala
2.
Erlemeyer
3.
Labu ukur
4.
Petridish
5.
Gelas ukur
6.
Kaca arloji
7.
Tabung reaksi
8.
Cawan penguap
9.
Mortal
10. Krush
11. Pipet tetes
12. Pipet volume
13. Pipet gondok
14. Batang
pengaduk
15. Sudip/spatula
16. Corong pisah
17. Desikator
18. Buret
19. Corong
20. Rak tabung
reaksi
21. Penjepit
tabung reaksi
22. Statif dan
klem
23. Sikat tabung
reaksi
24. Segitiga
25. Bola hisap
26. Lampu
spiritus
27. Bunsen
28. Kaki tiga
29. Botol
semprot
30. Kawat kasa
31. Klem utilitas
32. Oven
33. Tanur
34. Hot plate
35. Timbangan
analitis
36 . Alat tulis
3.2 Cara
Kerja
1. Menyiapkan peralatan tulis
2. Mendengarkan
dan memperhatikan penjelasan asisten tentang alat-alat laboratorium
3.
Mencatat penjelasan asisten tentang fungsi alat-alat laboratorium.
4. Mengamati fungsi-fungsi dari alat laboratorium
5. Mencatat apa yang telah dijelaskan
6. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada asisten
7. Mengumpulkan
laporan praktikum sementara.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN
Gelas piala
|
Digunakan
untuk membuat larutan, mencampur larutan, dan menyimpan larutan tidak untuk
selamanya.
Ukuran : 5ml,
10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 150ml, 250ml, 400ml, 500ml, 600ml, 1000ml, 2000ml,
3000ml, 5000ml
|
Erlemeyer
|
Digunakan
untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan.
Ukuran : 25ml,
50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml
|
Labu ukur
|
Digunakan
untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan.
Ukuran : 25ml,
50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml
|
Petridish
|
Digunakan
untuk menyimpan bahan dan sebagai media pertumbuhan mikroorganime.
Ukuran : 100 x 15mm diameter
15cm daya tampung 15-20ml, diameter 9cm daya tampung 10ml
|
Gelas ukur
|
Digunakan
untuk mengukur volume larutan.
Ukuran : 5ml,
10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 200ml
|
Kaca arloji
|
Sebagai
wadah untuk menimbang zat kimia pada timbangan analitik.
Ukuran :
3,5mm, 5mm, 7,5ml, 10ml
|
Tabung reaksi
|
Digunakan
untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
Ukuran : 13 x 100mm dan 25 x 100mm.
5ml, 10ml, 14ml, 16ml, 19ml, 31ml, 55ml, 75ml
|
Cawan penguap
|
Sebagai
media untuk mengeringkan suatu bahan dalam oven dan desikator.
Ukuran : 50ml, 75ml, 100ml, 125ml
|
Mortal
|
Sebagai
penghancur atau menghaluskan zat yang bersifat padat/kristal.
Ukuran : diameter lumpang 8cm, panjang alu 9cm
|
Krush
|
Sebagai
wadah untuk menggabungkan suatu zat. Bersifat inap dan terbuat dari porslen.
Digunakan untuk memanaskan logam-logam.
|
Pipet tetes
|
Digunakan
untuk mengambil zat dalam volume skala kecil, berpasangan dengan tabung
reaksi.
Ukuran : Panjang 150mm dan 1cm 20 tetes
|
Pipet volume
|
Digunakan
untuk mengambil zat atau larutan dalam ukuran tertentu, maksimal 5ml.
|
Pipet gondok
|
Untuk
mengukur volume dengan ketelitian lebih tinggi dibandingkan pipet volume.
Ukuran :
1ml, 2ml, 5ml, 10ml, 20ml, 25ml, 50ml, 100ml
|
Batang pengaduk
|
Terbuat
dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau campuran.
|
Sudip/spatula
|
Digunakan
untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padat, biasanya dalam bentuk kristal
(ex:garam).
Untuk
mengambil zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam. (untuk zat yang bereaksi
dengan logam menggunakan spatula plastik)
|
Corong pisah
|
Digunakan untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Biasa digunakan untuk proses
ekstraksi.
Ukuran : 125ml,
250ml, 500ml, 1000ml
|
Desikator
|
Digunakan
untuk menyimpan bahan-bahan yang bebas dari air. Untuk mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium.
Ukuran : 250ml,
500ml, 1000ml, 2000ml
|
Buret
|
Sebagai
alat filtrasi dan mengukur pentitrasi yang keluar, juga untuk mengukur volume
larutan tritan yang digunakan dalam proses filtrasi.
Ukuran : 10ml, 25ml, 50ml,100ml
|
Corong
|
Digunakan
untuk memindahkan zat dan juga sebagai wadah penyaringan.
Ukuran : diameter 26-380cm
|
Rak tabung reaksi
|
Sebagai
tempat/wadah tabung reaksi.
Ukuran : 20 lubang, diameter 15mm
|
Penjepit tabung reaksi
|
Digunakan
untuk menjepit/mengangkat tabung reaksi dalam keadaan panas.
|
Statif dan klem
|
Sebagai
tempat menjepit dan mendirikan buret dalam proses filtrasi.
Ukuran : Diameter
klem10mm dan panjang statif 60cm
|
Sikat tabung reaksi
|
Digunakan
untuk membersihkan bagian dalam tabung reaksi.
|
Segitiga
|
Digunakan
untuk menahan gelas piala dengan tungku.
|
Bola hisap
|
Sebagai
penghisap larutan pada pipet volume
|
Lampu spiritus
|
Pemanas
yang menggunakan spiritus yang dimasukkan dalam lampu.
|
Bunsen
|
Untuk
memanaskan larutan dan juga sterilisasi dalam suatu proses.
|
Kaki tiga
|
Sebagai
tungku, juga digunakan untuk menahan segitiga atau kawat kasa.
|
Botol semprot
|
Sebagai
wadah aquades dan sebagai pemindah aquades pada suatu tempat.
|
Kawat kasa
|
Untuk
menahan gelas piala pada tungku.
|
Klem utilitas
|
Disebut
juga klem serbaguna, digunakan sebagai penjepit alal-alat gelas, erlemeyer,
gelas kimia dan yang lainnya.
|
Oven
|
Digunakan
untuk memanaskan zat dari 0o-100o c. Dan digunakan juga
untuk mengeringkan bahan dalam keadaan basah.
|
Tanur
|
Digunakan untuk menentukan kadar abu dan memiliki
ketebalan pintu yang sangat tebal. Bersuhu 100o-500oc.
|
Hot plate
|
Digunakan sebagai alat pemanas.
|
Timbangan
analitis
|
Digunakan untuk mengukur/menimbang suatu zat dengan
ketelitian yang sangat tinggi.
|
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan, kebanyakan alat-alat yang ada didalam laboratorium terbuat
dari kaca atau sering disebut juga peralatan gelas, sepert ; Buret, Erlemeyer, Labu
ukur, Pembakar spritus, Desikator, Corong pisah, Tabung reaksi, Cawan penguap, Pipet
tetes, Pipet ukur, Pipet gondok, Pipet volume, Gelas ukur, Kaca arloji, gelas
piala, petridish, corong, lampu spiritus. gelas banyak memiliki keuntungan
dalam eksperimen kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga
dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas
mudah pecah dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Selain
dari peralatan gelas, adapun peralatan tidak terbuat dari bahan kaca, yang
sering disebut peralatan non-gelas, seperti ; kaki tiga, penjepit tabung reaksi,
tanur, oven, klem utilitas, cawan penguap, mortal, krush, segitiga, timbangan
analitik, hot plate, kertas saring, kawat kasa, rak tabung reaksi.
Pada percobaan pertama ini kami
menyiapkan peralatan tulis, lalu menyimak penjelasan ko-Ass tentang peralatan
laboratorium, dan mencatatnya. Penjelasan secara singkat seperti berikut, gelas
piala digunakan untuk membuat larutan, mencampur larutan dan menyimpan larutan
sementara.. Enlemeyer digunakan untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan
larutan, tempat menyimpan larutan. Labu ukur digunakan untuk mengukur larutan,
tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan. Petridish digunakan untuk
menyimpan bahan dan sebagai media pertumbuhan mikroorganime, diameter 9cm daya
tampung 10ml. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan. Kaca arloji sebagai
wadah untuk menimbang zat kimia pada timbangan analitik. Tabung reaksi digunakan
untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit. Cawan penguap Sebagai media untuk
mengeringkan suatu bahan dalam oven dan desikator. Corong pisah Digunakan untuk
memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis. Biasa digunakan untuk proses ekstraksi. Mortal sebagai penghancur atau
menghaluskan zat yang bersifat padat/kristal. Krush sebagai wadah untuk
menggabungkan suatu zat. Bersifat inap dan terbuat dari porslen. Digunakan
untuk memanaskan logam-logam.
Pipet tetes digunakan untuk
mengambil zat dalam volume skala kecil, berpasangan dengan tabung reaksi. Pipet
gondok untuk mengukur volume dengan ketelitian lebih tinggi dibandingkan pipet
volume. Pipet volume digunakan untuk mengambil zat atau larutan dalam ukuran
tertentu, maksimal 5ml. Batang pengaduk terbuat dari gelas, digunakan untuk
mengaduk larutan atau campuran. Spatula digunakan untuk mengambil bahan kimia
dalam bentuk padat, biasanya dalam bentuk kristal (ex:garam). Untuk mengambil
zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam. Corong pisah digunakan untuk
memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis. Biasa digunakan untuk proses ekstraksi. Desikator digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan yang bebas dari air. Untuk mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Buret sebagai alat filtrasi dan mengukur pentitrasi yang keluar, juga
untuk mengukur volume larutan tritan yang digunakan dalam proses filtrasi.
Corong digunakan untuk memindahkan zat dan juga sebagai wadah penyaringan. Rak
tabung reaksi sebagai tempat/wadah tabung reaksi. Penjepit tabung reaksi
digunakan untuk menjepit/mengangkat tabung reaksi dalam keadaan panas. Statif
dan klem sebagai tempat menjepit dan mendirikan buret dalam proses filtrasi.
Sikat tabung reaksi digunakan untuk membersihkan bagian dalam tabung reaksi.
Segitiga digunakan untuk menahan gelas piala dengan tungku.
Bola hisap sebagai penghisap larutan
pada pipet volume. Lampu spritus pemanas yang menggunakan spiritus yang
dimasukkan dalam lampu. Bunsen untuk memanaskan larutan dan juga sterilisasi
dalam suatu proses. Kaki tiga sebagai tungku, juga digunakan untuk menahan
segitiga atau kawat kasa. Botol semprot sebagai wadah aquades dan sebagai
pemindah aquades pada suatu tempat. Kawat kasa untuk menahan gelas piala pada
tungku. Klem utilitas disebut juga klem serbaguna, digunakan sebagai penjepit
alal-alat gelas, erlemeyer, gelas kimia dan yang lainnya. Oven digunakan untuk
memanaskan zat dari 0o-100o c. Dan digunakan juga untuk
mengeringkan bahan dalam keadaan basah. Tanur digunakan untuk menentukan kadar
abu dan memiliki ketebalan pintu yang sangat tebal. Bersuhu 100o-500oc.
Hot plate digunakan sebagai alat pemanas. Timbangan analitis digunakan untuk
mengukur/menimbang suatu zat dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Selama praktikum di laboratorium
tentunya kita tidak menginginkan adamya kecelakaan, untuk menghindari
kecelakaan dalam laboratorium maka kita dalam melakukan beberapa cara ;
1.
Ruangan laboratorium cukup luas atau tidak sempit
2.
Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para praktikan di
laboratorium,
3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4.
Mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik
5.
Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan
baik dan teratur pemasangannya
6.
Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya
7.
Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih
8.
Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium
9.
Tersedianya tempat uang cukup untuk menyimpan alat dan bahan
10.
Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
Kami
juga akan membahas tentang lambang-lambang berbahaya yang dijelaskan oleh
ko-Ass. E (Explosif) berarti bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Tindakan :
Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh : KClO3, NH4NO3,
Trinitro Toluena (TNT).
F (Highly flammabel) berarti Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala
rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan. Tindakan
: Hindari dari sumber api, api terbuka dan
loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu. Contoh :
Aseton dan Logam natrium.
F+
(Extremely flammable) berarti bahan yang amat sangat mudah
terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat
mudah meledak di bawah kondisi normal. Tindakan : Jauhkan dari campuran
udara dan sumber api. Contoh : Dietil
eter (cairan) dan Propane (gas).
O
(oxidant substance) berarti bahan kimia bersifat pengoksidasi,
dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi. Tindakan : Hindarkan dari panas dan
reduktor. Contoh : Hidrogen peroksida,
Kalium perklorat.
T
(Toxic) berarti bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit
serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup. Tindakan : Jangan
ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh :
Metanol, Benzena.
T+
(Very Toxic) berarti bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan. Contoh
: Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.
C
(Corrosive) berarti bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan
hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam. Contoh : HCl, H2SO4,
NaOH (>2%).
Xi
(Irritant) berarti bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Tindakan : Hindari kontak
langsung dengan kulit. Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2.
Xn
( Harmful) berarti bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi. Tindakan : Jangan
dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh :
Etilen glikol, Diklorometan.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
percobaan dari Pengenalan Alat di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa setiap
alat mempunyai nama dan fungsi yang berbeda, contohnya erlenmeyer untuk
mengukur dan mereaksikan larutan, gelas ukur untuk mengukur volume larutan.
Alat –alat laboratorium terdiri dari dua jenis, yaitu terbuat dari gelas dan
non-gelas. Sifatnya pun berbeda-beda karena terbuat dari bahan yang berbeda
pula.
6.2 Saran
Setelah
diadakannya pengenalan alat-alat laboratorium, usahakan praktikan untuk mengingat fungsi, kegunaan,
bentuk dan ciri masing-masing alat serta cara kerja alat tersebut sehingga
dapat memudahkan praktikan dalam percobaan-percobaan selanjutnya. Diharapkan
tidak terjadi sesuatu yang fatal dalam penyelesaian praktikum karena
kecerobohan praktikan.
BAB VII
JAWABAN
PERTANYAAN
Tidak
terdapat pertanyaan dalam buku penuntun praktikum percobaan I.
DAFTAR
PUSTAKA
Airin, ree. 2010. Menjaga
Keselamatan Kerja Dan Keamanan Di Laboratorium Dalam Pengelolaan Laboratorium.
http://wienda-phy08.blogspot.com/2010/09/menjaga-keselamatan-kerja-dan-keamanan.html.
Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 09.22
Anonim. 2013. Alat-alat Laboratorium dan Fungsinya.
http://alatkimia.com/alat-alat-laboratorium-dan-fungsinya/.
Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 08.23
Chemistry,
SD. 2013.simbol-simbol berbahaya pada bahan-bahan kimia. http://damainyachemistry.blogspot.com/2013/09/simbol-simbol-berbahaya-pada-bahan.html. Diakses
pada 13 Desember 2013 pukul 09.47
Raymond. Chang. 2005. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi ketiga.
Erlangga : Jakarta.
Widiasari, reny. 2013. Jenis Dan Fungsi Peralatan
Gelas. http://renybiologi.blogspot.com/2013/06/jenis-dan-fungsi-peralatan-gelas-di.html. Diakses
pada 13 Desember 2013 pukul 08.32
No comments:
Post a Comment