Friday 3 October 2014

Laporan Kimia ( Pengenalan Alat Laboratotrium )


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK








Nama                           : Arrofath Munawar
NPM                           : E1G013044
Prodi                           : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                   : 2 (Dua)
Hari/jam                      : Kamis jam 14.00-16.00
Tanggal                       : 24 oktober 2013
Ko-ass                        : 1. Reski Pratama
                                      2. Tatik Sulasmi
Dosen                         : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
                                      2. Drs. Syafnil.M.Si
Objek Praktikum        : ALAT- ALAT LABORATORIUM



LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia anorganik merupakan ilmu dasar yang telah menjadi tuntutan dalam banyak jurusan di Perguruan Tinggi. Karena pada hakikatnya ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan dan perubahannya. Ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat eksperimental. Salah satunya adalah dengan melakukan percobaan.
Percobaan merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kimia. Oleh karena itu, perkuliahan kimia harus disertai dengan pekerjaan di Laboratorium.
Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Eksperimen di Laboratorium merupakan mata rantai untuk menghubungkan apresiasi aspek estetika dan ilmu kimia. Eksperimen dapat membangkitkan keingintahuan seseorang terhadap ilmu kimia.
Setiap orang yang akan melakukan kegiatan laboratorium, hendaknya mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat – alat laboratorium tersebut. Tanpa sepengetahuan itu tentu kegiatan pengamatan atau percobaan yang dilakukan dalam laboratorium tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, dan bahkan dapat merusak alat tertentu atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sebelum kita melaksanakan kegiatan dalam laboratorium kimia, sebaiknya kita pelajari dahulu fungsi atau kegunaan berbagai alat laboratorium tersebut.

1.2 Tujuan Percobaan
            1. Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium
            2. Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia.
            3. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter, seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan (Chang, 2005).
Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk mempelajari perubahan yang terjadi dalam suatu percobaan. Peralatan laboratorium yang biasa digunakan untuk pengukuran yaitu buret, pipet, tabung volumetrik, labu ukur untuk mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa, dan termometer untuk mengukur suhu.
Alat-alat ini dapat mengukur sifat-sifat mkroskopik yang dapat ditentukan secara langsung. Sifat-sifat makroskopik yaitu pada tingkat atom harus ditentukan dengan metode tidak langsung (chang, 2005).
            Labu ukur atau yang biasa disebut dengan (Volumetric Flask) adalah alat yang berfungsi untuk untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu takar dan bisa digunakan juga untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. Sangatlah cocok alat ini digunakan untuk mengukur sesuatu dengan keakuratan yang tinggi karena di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar. Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan bahan kimia seperti polietilen atau dapat juga dari gelas. (Anonim, 2013)
Gelas beaker atau yang biasa disebut juga dengan gelas piala adalah suatu alat yang berbentuk silinder dengan alas yang datar. Fungsi dari alat ini hanya sebatas digunakan untuk penampung, bukan digunakan untuk pengukur sehingga tidaklah mengherankan skala yang ada di dalam alat ini sangatlah lebar. Beaker bisa kita temukan dengan berbagai macam ukuran dari 25 ml sampai dengan 3 liter. Sebagian besar alat ini biasanya terbuat dari bahan borosilikat atau plastik.  Dengan bahan borosilikat atau plastik,  maka gelas ini hanya bisa digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif  yang terbuat dari PTPE. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup. Anonim, 2013)
Buret berbentuk seperti silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah, alat ini dirancang memiliki ketelitian tinggi untuk keperluan kuantitatif analisis. Buret ini biasanya digunakan untuk titrasi yang membutuhkan presisi tinggi , tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan. Walaupun dalam perkembangan saat ini sudah dapat ditemukan berbagai macam alat titrasi yang berbasis elektronik tapi alat ini masih digunakan di banyak laboratorium karena tentu saja lebih murah. Mengapa bisa lebih murah, karena alat ini  terbuat dari bahan kaca atau dari bahan plastik. (Anonim, 2013)
Erlenmeyer adalah salah satu alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk menganalisis kuantitatif secara volumetri ( titrasi), dalam proses titrasi ini sendiri alat ini digunakan untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Tak hanya itu alat ini juga bermanfaat dalam mikrobiologi, yaitu digunakan untuk pembiakan mikroba. Bentuk alat ini adalah seperti tabung dengan bagian luar terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volume cairan. (Anonim, 2013)
Botol pereaksi dirancang mempunyai mulut lebar untuk memudahkan dalam pengambilan pereaksi dari dalamnya digunakan pipet tetes, pipet volume, ataupun pipet ukur,tetapi dapat juga menggunakan peralatan yang lain. Dan sering diletakkan pada rak meja praktikum. Fungsinya, untuk menyimpan cadangan pereaksi yang difrekuensi penggunaanya tinggi. Kapasitas; 30,60, 125, 250, 500, 1000, 2000, 5000. (Reny, 2013)
Botol cuci terbuat dari bahan plastik. Botol ini sama dengan botol semprot. Botol cuci mempunyai pipa kecil yang menjulur dari dalam keluar. Fungsinya, untuk mencuci dinding bagian dalam peralatan gelas seperti tabung reaksi,gelas beker kecil, dan lain-lainnya. Kapasitas; 250, 500, 1000, 1500. (Reny, 2013)
Corong penyaring ( Filtrering Funnel) fungsinya adalah membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil serta digunakan untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan, seperti menyaring endapan yang terdapat dalam larutan. Kapasitas; 25, 50, 75, 100, 125. (Reny, 2013)
Eksikator adalah sebuah wadah dari kaca tertutup yang didalamnya berisi silika gel.
Fungsi Eksikator adalah untuk mendinginkan bahan atau wadah sebelum dilakukan penimbangan serta untuk menyimpan bahan agar tetap dalam kondisi kering. (Reny, 2013)
            Gelas arloji / Cawan Petri (watch glass) Berbentuk seperti piring kecil dan cekung terbuat dari gelas.. Gelas arloji adalah untuk menimbang bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan padat atau pasta. Dapat pula digunakan saat menutup wadah saat proses penguapan. Kapasitas; (3,5), (5,0), (7,5), (10,0). (Reny, 2013)
                      Krus Porselin (Porcellain Crucible) berbentuk seperti lumpang kecil dan terbuat dari porselin. Fungsinya untuk menempatkan endapan yang akan dibakar pada oven sampai pada suhu 300OC. (Reny, 2013)
                      Labu ukur (Volumetric Flask terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup,dengan mulut sempit. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar. Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan bahan kimia seperti polietilen atau dapat juga dari gelas. Fungsinya, untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu takar. Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. (Reny, 2013)
                      Pipet Tetes (Droping Pipette/pipette, pipettor, chemical dropper) fungsinya untuk mengambil dan menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes. Pipet tetes mempunyai ujung lancip dan panjang sehingga mudah untuk melakukan penambahan zat cair setetes demi setetes. Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet terdiri dari berbagai variasi ukuran volume, dari 1 hingga 1000 μl dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes). (Reny, 2013)
                      Pipet Volume (Volumetric Pipette) berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembungan pada tengah-tengah batang pipa tersebut. Pada batang pipet volume terdapat terdapat tanda batas melingkar dan tulisan angka yang menyatakan volume pipet tersebut. Fungsinya, untuk mengambil dan memindahkan cairan dengan volume tertentu sebagaimana yang tertera pada batang pipet volume. (Reny, 2013)
                      Pipet Ukur (Graduated Pipette) alat gelas menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain lebar. Pipet ukur mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada skalanya. Fungsinya,untuk menambahkan zat cair dengan volume tertentu yang dapat dilihat dari skala pada saat penambahan cairan tersebut. (Reny, 2013)
                      Batang pengaduk berbentuk batang dengan diameter 8-12 mm dan panjang antara 10-15cm. Terbuat dari gelas dan padat berisi(tidak berongga di dalamnya). Fungsinya, untuk melakukan pengadukan pada larutan yang biasanya terdapat pada gelas beker. (Reny, 2013)
                      Tabung Reaksi (Test Tubc) mempunyai bentuk mirip pipa dengan alas tumpul. Fungsinya, untuk mereaksikan larutan atau cairan. Kadang-kadang proses reaksi tes harus dilakukan pemanasan menggunakan tabung reaksi ini. (Reny, 2013)
                  Kawat kassa (wire gauze) terbuat dari kawat berdiameter 0,5 mm dan dianyam sehingga menyerupai jejaring dengan ukuran 10 mesh. Kasa digunakan untuk alas gelas beker atau erlenmeyer pada saat pemanasan dengan lampu spiritus atau kompor listrik. Pada pinggir kawat kassa ini dilipat kedalam untuk menghindari tajamnya ujung kawat kassa. (Reny, 2013)
                  Klem (clamp) peralatan yang terbuat dari besi tempa. Digunakan bersamaan dengan statif. (Reny, 2013)
A.    Klem yang mempunyai bentuk empat kaki dan statif  umunya digunakan untuk menjepit buret, atau menggantungkan termometer.
B.      Klem jenis lingkaran digunakan untuk  memasangkan corong pemisah atau corong gelas pada saat penyaringan dan pemisahan larutan.
C.      Klem untuk buret(polipreopelen)  ini berbentuk penjepit yang dapat terbuka pada kisaran 10-35 mm. Klem dapat  diputar bebas 360o. Pada ujung penjepit diberi denagn lapisan gambut yang mampu menjepit buret secara rapat, untuk menghindari luncuran buret saat dipasang.
D.    Klem serbaguna ini mempunyai 2 buah klem yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk digunakan dengan peralatan apa saja. Umumnya klem serbaguna ini digunakan bersama statif dan klem lain sebagai penghubung dengan peralatan gelas.
                  Lumpang dan Alu (mortar and pastle) terbuat dari bahan porselen dan biasanya berwarna putih. Peralatan ini mempunyai berbagai macam ukuran, mulai dari yang berdiameter lumpang 50 mm- 100mm. Kegunaannya adalah untuk menghaluskan bahan-bahan organik dan anorganik sebelum dilakukan perlakuan pada percobaan di laboratorium. (Reny, 2013)
                  Pembakar Bunsen merupakan pembakar yang berbahan bakar gas. Gunanya untuk keperluan pemodifikasian peralatan gelas. Seperti dalam pembengkokan pipa yang terbuat dari gelas. Pembakar bunsen juga digunakan untuk keperluan uji kualitatif terhadap suatu sampel. (Reny, 2013)
                  Penjepit Tabung Reaksi digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan larutan dengan menggunakan tempat tabung reaksi. Penjepit Gelas Beker digunakan untuk menjepit gelas beker pada saat keadaan gelas beker dalam keadaan panas. Penjepit ini dilapisi dengan semacam sabut untuk menjada agar ujung penjepit tidak licit (kasar). Penjepit Krus Porselin (Crucible tongs) digunakan untuk menjepit krus porselin pada saat dimasukkan ataupun dikeluarkan dari oven atau furnace. Gunting Kertas digunakan untuk memotong kertas saring dan digunakan juga dalam percobaan yang lain. (Reny, 2013)
                  Rak Tabung Reaksi digunakan untuk meletakkan tabung reaksi pada saat praktikum mereaksikan bahan kimia. Biasanya terbuat dari kayu,ada juga dari stainless steel. Ukuran dan kapasitas rak tabung reaksi bermacam-macam tergantung dari diameter tabung reaksi yang digunakan. (Reny, 2013)
                  Statif digunakan untuk menopang peralatan gelas, digunakan bersama dengan klem. Statif  juga dapat digunakan untuk menggantungkan termometer digunakan untuk memantau temperatur larutan yang sedang dipanaskan. (Reny, 2013)
                  Kawat Segi Tiga (Triangels) digunakan untuk menempatkan krus porselin pada saat mengeringkan endapan. Kaki Tiga digunakan untuk dalam proses pemanasan dengan menggunakan pembakar spiritus. Plat tetes fungsi plat tetessebagai tempat mereaksikan zat-zat, tapi dalam jumlah kecil dan tempat untuk  menentukan  pH larutan  asam-basa. (Reny, 2013)
                  Oven alat pemanas yang mempunyai kapasitas sampai dengan temperatur 200o C. Digunakan untuk pengeringan sampel agar kadar airnya sedikit. Oven juga dapat digunakan untuk membakar suatu endapan untuk tujuan analisis kuantitatif. Pada bagian atapnya diberi fasilitas temometer sehingga dapat digunakan untuk mengukur temperatur udara di dalam ruangan oven tersebut. (Reny, 2013)
                  Kawat Sikat tabung reaksi digunakan untuk membersikan tabung reaksi setelah digunakan. Ada 3 macam bentuk kawat sikat tabung reaksi yaitu yang berbentuk tumpul dan runcing digunakan untuk membersikan ujung atau dasar tabung reaksi. Bentuk  rata berekor digunakan membersihkan dinding salam tabung reaksi. (Reny, 2013)
            Kertas Lakmus merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan. (Reny, 2013)
            Peralatan Ukur (Reny, 2013)
1.      Neraca analitis digital model kompak
Alat ukur untuk menimbang berat sampel yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Piknometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Terbuat dari gelas dengan bentuk badan bulat silinder. Pikometer tersedia dengan kapasitas 10mL.
3.      Termometer
Untuk mengukur suhu. Tersedia dengan berbagai ukuran dan kapasitas, sesuai dengan keperluan dalam percobaan.
4.      pH-Meter
digunakan  untuk mengukur pH suatu larutan. Terdiri dari tabung elektrode dan ujung elektrode, ujungnya untuk dicelup kelarutan dan hasilnya terbaca di tabung elektrode.
5.      Hidrometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis suatu larutan. Terbuat dari gelas yang tahan panas. Mempunyai bentuk seperti anak panah, di mana bagian yang merupakan kepala berisi cairan standar (pada umumnya digunakan air raksa). Bagian yang lain adalah ekor yang disana tertera skala pembacaan massa jenis larutan yang sedang diukur.
6.      Multimeter / multitester
Digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan listrik pada suatu rangkaian tertutup dengan ketelitian yang sangat tinggi. Umumnya digunakan untuk mengukur daya hantar suatu larutan percobaan. Juga untuk mengukur penggolaongan suatu larutan elektrolit atau larutan non elektrolit.
7.      Respirometer
Untuk mengukur pernafasan hewan.


8.      Fotometer
Untuk mengukur penguapan pada tanaman
Cara-cara menjaga keselamatan kerja di dalam laboratorium diantaranya : (Ree, 2010)
1. Laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,
2. Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. Paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,
5. Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,
6. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,
7. Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. Tersedianya tempat uang cukup untuk menyimpan alat dan bahan,
10. Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
Berikut beberapa sumber-sumber bahaya dan cara pencegahannya. (Ree, 2010)
a. Pengaturan alat
Alat-alat yang tidak akan segera dipakai supaya disimpan digudang atau dalam lemari.
Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan diletakkan di dekat jalan ke luar.
Diusahakan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya itu jumlahnya sedikit saja.
Untuk dapat dengan segera melakukan pencegahan bahaya yang lebih besar, jalan yang menuju ke tempat sakelar listrik, kran gas dan air harus bebas dari hambatan. Berlari dalam laboratorium harus dihindari, karena dapat menyebabkan tumbukan.
b. Radiasi
Radiasi selain ditimbulkan oleh bahan radioaktif juga disebabkan oleh radiasi sinar ultra ungu, sinar laser, dan oleh sinar x. Jika dalam eksperimen digunakan lamp sinar ultra ungu, lampu ini harus diberi perlindungan yang baik hingga sinarnya tidak menyebar ke mana-mana. Maka memakai kacamata pelindung. Sinar laser atau pantulan sinar laser mengenai mata dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Kulit yang terkena langsung oleh sinar laser dapat terbakar. Oleh karena itu, jangan menatap secara langsung sinar laser.


c. Listrik
Pada waktu memperbaiki alat atau menyambung kabel, arus listrik harus diputuskan lebih dulu. Jika ada yang terkena kejutan listrik, sumber arus harus segera diputuskan. Jangan menyentuh orang yang terkena kejutan listrik sebelum arus diputuskan. Kabel-kabel jangan dibiarkan bergantungan atau berserakan di lantai. Kawat pada ujung kabel harus terikat erat dengan terminalnya. Jangan memegang kabel atau kontak listrik dengan tangan yang basah. Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik bila dipegang, walaupun arus listriknya sudah diputus. Karena itu sebelum digunakan muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek. Semua alat baru harus diperiksa dulu sebelum digunakan untuk meyakinkan apakah pada khasisnya tidak terjadi hubungan pendek.
d. Silinder (tabung) gas
Letakkan silinder gas dalam keadaan berdiri (vertikal) dan diikat pada alasnya, atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak tergulir. Periksalah lebih dahulu klep silinder gas yang baru datang dari agen, jika bocor kembalikan ke tempat agen penjualnya dan jangan berusaha untuk memperbaikinya. Sebelum digunakan pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas keluar dari silinder. Tanpa regulator tekanan gas yang keluar dari silinder akan seperti jet dengan tekanan yang sangat besar. Pipa saluran gas yang bocor akan merupakan sumber terjadinya bahaya keracunan dan kebakaran. Pipa saluran gas ini harus selalu sering diperiksa, bila perlu mengundang ahlinya untuk memperbaikinya. Ketajaman hidung untuk membau gas yang bocor ini merupakan alat yang sangat berguna untuk mencegah terjadinya bahaya. Selain silinder gas yang berisi elpiji yang bentuknya khusus, terdapat pula silinder gas yang berisi gas hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon dioksida, klor, dan astilen. Berilah tanda masing-masing silinder ini supaya tidak keliru satu dengan yang lain.
e. Api
Api yang kecil sangat kita butuhkan di laboratorium sebagai sumber panas untuk memanasi atau membakar suatu zat. Tetapi jika api yang kita butuhkan ini membesar akan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Karena itu perlakukanlah api di laboratorium dengan sangat hati-hati. Api dan benda panas lainnya, selain menyebabkan bahaya kebakaran juga menyebabkan luka bakar. Sumber bahaya kebakaran berasal dari pembakaran spiritus, pembakaran bensin, percikan listrik, benda yang panas, dan zat pengoksidan. Jauhkan zat yang mudah terbakar seperti etil, alkohol, metanol, aseton, asetaldehida, benzena, eter, petroleum eter, dan karbon disulfida dari benda-benda di atas. Simpanlah zat yang mudah terbakar ini agar tidak melebihi 500ml. Jangan membuang benda panas, benda terbakar, atau bahan kimia yang sangat reaktif di tempat sampah. Logam natrium dan kalium bereaksi kuat dengan air menghasilkan percikan api. Jika sisa logam ini dibuang di tempat bak cuci atau di tempat sampah yang basah akan menimbulkan kebakaran. Fosfor putih di udara akan terbakar dengan sendirinya sambil menghasilkan asap putih dan gas fosfin yang sangat beracun. Karena itu fosfor putih selalu disimpan terendam dalam air. Jika sisa fosfor dibuang di tempat sampah, selama fosfor itu masih basah tidak akan berbahaya, tetapi nanti jika sudah kering akan menyebabkan kebakaran. Jangan memanasi zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar dengan api telanjang, panaskan dengan menggunakan penangas air. Eksperimen yang menggunakan sumber panas jangan ditinggalkan, harus diawasi terus menerus. Sebelum meninggalkan laboratorium, periksalah apakah semua api sudah dipadamkan, kran gas dan air sudah ditutup, kontak listrik sudah dicabut/diputuskan, dan lampu sudah dipadamkan.
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya. (SD, 2013)
Simbol
Keterangan


Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2


Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan  dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.


Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.


Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan Atripin.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.

Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.


Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).


Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.


Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor, serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.




Nama : Flammable Liquid
Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.



Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.



Nama : Spontaneously Combustible Substances
Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.


Nama : Dengerous When Wet
Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.



Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak dengan material lain yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium dichromate.



Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide, Dicetyl perdicarbonate.




Nama : Non Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.



Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.



Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.


Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.



Nama : Inhalation Hazard
Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.




Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan.




Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.



Nama : Marine Pollutant
Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang mengalir ke laut.

BAB III
METODOLOGI


3.1 Alat dan Bahan


1.      Gelas piala
2.      Erlemeyer
3.      Labu ukur
4.      Petridish
5.      Gelas ukur
6.      Kaca arloji
7.      Tabung reaksi
8.      Cawan penguap
9.      Mortal
10.  Krush
11.  Pipet tetes
12.  Pipet volume
13.  Pipet gondok
14.  Batang pengaduk
15.  Sudip/spatula
16.  Corong pisah
17.  Desikator
18.  Buret                                      
19.  Corong
20.  Rak tabung reaksi
21.  Penjepit tabung reaksi
22.  Statif dan klem
23.  Sikat tabung reaksi
24.  Segitiga
25.  Bola hisap
26.  Lampu spiritus
27.  Bunsen
28.  Kaki tiga
29.  Botol semprot
30.  Kawat kasa
31.  Klem utilitas
32.  Oven
33.  Tanur
34.  Hot plate
35.  Timbangan analitis
36 . Alat tulis



3.2 Cara Kerja
      1. Menyiapkan peralatan tulis
2. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan asisten tentang alat-alat laboratorium
      3. Mencatat penjelasan asisten tentang fungsi alat-alat laboratorium.
4. Mengamati fungsi-fungsi dari alat laboratorium
5. Mencatat apa yang telah dijelaskan
6. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada asisten
7. Mengumpulkan laporan praktikum sementara.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN


Gelas piala
Digunakan untuk membuat larutan, mencampur larutan, dan menyimpan larutan tidak untuk selamanya.
Ukuran : 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 150ml, 250ml, 400ml, 500ml, 600ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 5000ml
Erlemeyer
Digunakan untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan.
Ukuran : 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml
Labu ukur
Digunakan untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan.
Ukuran : 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml
Petridish
Digunakan untuk menyimpan bahan dan sebagai media pertumbuhan mikroorganime.
Ukuran : 100 x 15mm diameter 15cm daya tampung 15-20ml, diameter 9cm daya tampung 10ml
Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur volume larutan.
Ukuran : 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 200ml
Kaca arloji
Sebagai wadah untuk menimbang zat kimia pada timbangan analitik.
Ukuran : 3,5mm, 5mm, 7,5ml, 10ml
Tabung reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
Ukuran            : 13 x 100mm dan 25 x 100mm.
5ml, 10ml, 14ml, 16ml, 19ml, 31ml, 55ml, 75ml

Cawan penguap
Sebagai media untuk mengeringkan suatu bahan dalam oven dan desikator.
Ukuran : 50ml, 75ml, 100ml, 125ml

Mortal
Sebagai penghancur atau menghaluskan zat yang bersifat padat/kristal.
Ukuran : diameter lumpang 8cm, panjang alu 9cm

Krush
Sebagai wadah untuk menggabungkan suatu zat. Bersifat inap dan terbuat dari porslen. Digunakan untuk memanaskan logam-logam.
Pipet tetes
Digunakan untuk mengambil zat dalam volume skala kecil, berpasangan dengan tabung reaksi.
Ukuran : Panjang 150mm dan 1cm 20 tetes
Pipet volume
Digunakan untuk mengambil zat atau larutan dalam ukuran tertentu, maksimal 5ml.
Pipet gondok
Untuk mengukur volume dengan ketelitian lebih tinggi dibandingkan pipet volume.
Ukuran : 1ml, 2ml, 5ml, 10ml, 20ml, 25ml, 50ml, 100ml
Batang pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau campuran.
Sudip/spatula
Digunakan untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padat, biasanya dalam bentuk kristal (ex:garam).
Untuk mengambil zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam. (untuk zat yang bereaksi dengan logam menggunakan spatula plastik)
Corong pisah
Digunakan untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Biasa digunakan untuk proses ekstraksi.
Ukuran                        : 125ml, 250ml, 500ml, 1000ml



Desikator
Digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang bebas dari air. Untuk mengeringkan zat-zat dalam laboratorium.
Ukuran                        : 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml
Buret
Sebagai alat filtrasi dan mengukur pentitrasi yang keluar, juga untuk mengukur volume larutan tritan yang digunakan dalam proses filtrasi.
Ukuran                        : 10ml, 25ml, 50ml,100ml
Corong
Digunakan untuk memindahkan zat dan juga sebagai wadah penyaringan.
Ukuran : diameter 26-380cm
Rak tabung reaksi
Sebagai tempat/wadah tabung reaksi.
Ukuran : 20 lubang, diameter 15mm
Penjepit tabung reaksi
Digunakan untuk menjepit/mengangkat tabung reaksi dalam keadaan panas.
Statif dan klem
Sebagai tempat menjepit dan mendirikan buret dalam proses filtrasi.
Ukuran : Diameter klem10mm dan panjang statif 60cm
Sikat tabung reaksi
Digunakan untuk membersihkan bagian dalam tabung reaksi.
Segitiga
Digunakan untuk menahan gelas piala dengan tungku.




Bola hisap
Sebagai penghisap larutan pada pipet volume
Lampu spiritus
Pemanas yang menggunakan spiritus yang dimasukkan dalam lampu.
Bunsen
Untuk memanaskan larutan dan juga sterilisasi dalam suatu proses.
Kaki tiga
Sebagai tungku, juga digunakan untuk menahan segitiga atau kawat kasa.
Botol semprot
Sebagai wadah aquades dan sebagai pemindah aquades pada suatu tempat.
Kawat kasa
Untuk menahan gelas piala pada tungku.
Klem utilitas
Disebut juga klem serbaguna, digunakan sebagai penjepit alal-alat gelas, erlemeyer, gelas kimia dan yang lainnya.
Oven
Digunakan untuk memanaskan zat dari 0o-100o c. Dan digunakan juga untuk mengeringkan bahan dalam keadaan basah.
Tanur
Digunakan untuk menentukan kadar abu dan memiliki ketebalan pintu yang sangat tebal. Bersuhu 100o-500oc.
Hot plate
Digunakan sebagai alat pemanas.
Timbangan analitis
Digunakan untuk mengukur/menimbang suatu zat dengan ketelitian yang sangat tinggi.






BAB V
PEMBAHASAN

            Berdasarkan hasil pengamatan, kebanyakan alat-alat yang ada didalam laboratorium terbuat dari kaca atau sering disebut juga peralatan gelas, sepert ; Buret, Erlemeyer, Labu ukur, Pembakar spritus, Desikator, Corong pisah, Tabung reaksi, Cawan penguap, Pipet tetes, Pipet ukur, Pipet gondok, Pipet volume, Gelas ukur, Kaca arloji, gelas piala, petridish, corong, lampu spiritus. gelas banyak memiliki keuntungan dalam eksperimen kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas mudah pecah dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.
            Selain dari peralatan gelas, adapun peralatan tidak terbuat dari bahan kaca, yang sering disebut peralatan non-gelas, seperti ; kaki tiga, penjepit tabung reaksi, tanur, oven, klem utilitas, cawan penguap, mortal, krush, segitiga, timbangan analitik, hot plate, kertas saring, kawat kasa, rak tabung reaksi.
            Pada percobaan pertama ini kami menyiapkan peralatan tulis, lalu menyimak penjelasan ko-Ass tentang peralatan laboratorium, dan mencatatnya. Penjelasan secara singkat seperti berikut, gelas piala digunakan untuk membuat larutan, mencampur larutan dan menyimpan larutan sementara.. Enlemeyer digunakan untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan. Labu ukur digunakan untuk mengukur larutan, tempat mereaksikan larutan, tempat menyimpan larutan. Petridish digunakan untuk menyimpan bahan dan sebagai media pertumbuhan mikroorganime, diameter 9cm daya tampung 10ml. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan. Kaca arloji sebagai wadah untuk menimbang zat kimia pada timbangan analitik. Tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit. Cawan penguap Sebagai media untuk mengeringkan suatu bahan dalam oven dan desikator. Corong pisah Digunakan untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Biasa digunakan untuk proses ekstraksi. Mortal sebagai penghancur atau menghaluskan zat yang bersifat padat/kristal. Krush sebagai wadah untuk menggabungkan suatu zat. Bersifat inap dan terbuat dari porslen. Digunakan untuk memanaskan logam-logam.
            Pipet tetes digunakan untuk mengambil zat dalam volume skala kecil, berpasangan dengan tabung reaksi. Pipet gondok untuk mengukur volume dengan ketelitian lebih tinggi dibandingkan pipet volume. Pipet volume digunakan untuk mengambil zat atau larutan dalam ukuran tertentu, maksimal 5ml. Batang pengaduk terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau campuran. Spatula digunakan untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padat, biasanya dalam bentuk kristal (ex:garam). Untuk mengambil zat-zat yang tidak bereaksi dengan logam. Corong pisah digunakan untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Biasa digunakan untuk proses ekstraksi. Desikator digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang bebas dari air. Untuk mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Buret sebagai alat filtrasi dan mengukur pentitrasi yang keluar, juga untuk mengukur volume larutan tritan yang digunakan dalam proses filtrasi. Corong digunakan untuk memindahkan zat dan juga sebagai wadah penyaringan. Rak tabung reaksi sebagai tempat/wadah tabung reaksi. Penjepit tabung reaksi digunakan untuk menjepit/mengangkat tabung reaksi dalam keadaan panas. Statif dan klem sebagai tempat menjepit dan mendirikan buret dalam proses filtrasi. Sikat tabung reaksi digunakan untuk membersihkan bagian dalam tabung reaksi. Segitiga digunakan untuk menahan gelas piala dengan tungku.
            Bola hisap sebagai penghisap larutan pada pipet volume. Lampu spritus pemanas yang menggunakan spiritus yang dimasukkan dalam lampu. Bunsen untuk memanaskan larutan dan juga sterilisasi dalam suatu proses. Kaki tiga sebagai tungku, juga digunakan untuk menahan segitiga atau kawat kasa. Botol semprot sebagai wadah aquades dan sebagai pemindah aquades pada suatu tempat. Kawat kasa untuk menahan gelas piala pada tungku. Klem utilitas disebut juga klem serbaguna, digunakan sebagai penjepit alal-alat gelas, erlemeyer, gelas kimia dan yang lainnya. Oven digunakan untuk memanaskan zat dari 0o-100o c. Dan digunakan juga untuk mengeringkan bahan dalam keadaan basah. Tanur digunakan untuk menentukan kadar abu dan memiliki ketebalan pintu yang sangat tebal. Bersuhu 100o-500oc. Hot plate digunakan sebagai alat pemanas. Timbangan analitis digunakan untuk mengukur/menimbang suatu zat dengan ketelitian yang sangat tinggi.
            Selama praktikum di laboratorium tentunya kita tidak menginginkan adamya kecelakaan, untuk menghindari kecelakaan dalam laboratorium maka kita dalam melakukan beberapa cara ;
1. Ruangan laboratorium cukup luas atau tidak sempit
2. Terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para praktikan di laboratorium,
3. Ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. Mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik
5. Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya
6. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya
7. Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih
8. Tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium
9. Tersedianya tempat uang cukup untuk menyimpan alat dan bahan
10. Tersedianya kotak PPPK dan alat/bahan untuk memadamkan kebakaran.
            Kami juga akan membahas tentang lambang-lambang berbahaya yang dijelaskan oleh ko-Ass. E (Explosif) berarti bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
            F (Highly flammabel) berarti Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan. Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu. Contoh : Aseton dan Logam natrium.
            F+ (Extremely flammable) berarti bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api. Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).
            O (oxidant substance) berarti bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor. Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
            T (Toxic) berarti bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup. Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : Metanol, Benzena.
            T+ (Very Toxic) berarti bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan. Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan Atripin.
            C (Corrosive) berarti bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam. Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%).
            Xi (Irritant) berarti bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2.
            Xn ( Harmful) berarti bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi. Tindakan : Jangan  dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.










BAB VI
PENUTUP


6.1 Kesimpulan
   Berdasarkan hasil percobaan dari Pengenalan Alat di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa setiap alat mempunyai nama dan fungsi yang berbeda, contohnya erlenmeyer untuk mengukur dan mereaksikan larutan, gelas ukur untuk mengukur volume larutan. Alat –alat laboratorium terdiri dari dua jenis, yaitu terbuat dari gelas dan non-gelas. Sifatnya pun berbeda-beda karena terbuat dari bahan yang berbeda pula.

6.2 Saran
            Setelah diadakannya pengenalan alat-alat laboratorium, usahakan praktikan untuk mengingat fungsi, kegunaan, bentuk dan ciri masing-masing alat serta cara kerja alat tersebut sehingga dapat memudahkan praktikan dalam percobaan-percobaan selanjutnya. Diharapkan tidak terjadi sesuatu yang fatal dalam penyelesaian praktikum karena kecerobohan praktikan.



BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN


            Tidak terdapat pertanyaan dalam buku penuntun praktikum percobaan I.



BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA


Airin, ree. 2010. Menjaga Keselamatan Kerja Dan Keamanan Di Laboratorium Dalam Pengelolaan Laboratorium. http://wienda-phy08.blogspot.com/2010/09/menjaga-keselamatan-kerja-dan-keamanan.html. Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 09.22
Anonim. 2013. Alat-alat Laboratorium dan Fungsinya. http://alatkimia.com/alat-alat-laboratorium-dan-fungsinya/. Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 08.23
Chemistry, SD. 2013.simbol-simbol berbahaya pada bahan-bahan kimia. http://damainyachemistry.blogspot.com/2013/09/simbol-simbol-berbahaya-pada-bahan.html. Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 09.47
Raymond. Chang. 2005. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi ketiga. Erlangga : Jakarta.
Widiasari, reny. 2013. Jenis Dan Fungsi Peralatan Gelas. http://renybiologi.blogspot.com/2013/06/jenis-dan-fungsi-peralatan-gelas-di.html. Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 08.32


No comments:

Post a Comment